Simak berita bursa saham di akhir pekan ini



JAKARTA. Menemani aktivitas anda di akhir pekan ini, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 3 Harian KONTAN edisi Sabtu (5/9), sebagai berikut.

RBI Gugat Anak Sinarmas

Langkah Grup Sinarmas mengambilalih Asia Resource Minerals Plc (ARMS), induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), masih menyisakan kontroversi.


Kabar teranyar, Raiffeisen Bank International AG (RBI), bank asal Austria, menggugat Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE), anak usaha Grup Sinarmas. Permohonan gugatan dilayangkan ke Eastern Carribean Supreme Court, pada 29 Juli 2015.

RBI, yang sebelumnya menguasai 23,81% saham ARMS, meminta ACE dilikuidasi. Pasalnya, ACE tak kunjung membayar utang ke RBI senilai US$ 120 juta. "ACE tidak mampu membayar utang pada saat jatuh tempo," tulis RBI dalam berkas gugatan ke ACE, yang salinannya diterima KONTAN, Jumat (4/9).

PT Indosat Tbk (ISAT)

Fluktuasi nilai tukar rupiah memicu PT Indosat Tbk (ISAT) berbenah. Emiten telekomunikasi ini menargetkan porsi utang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) menyusut menjadi sekitar 15%-20% dalam 1 sampai 2 tahun ke depan. "Dengan utang dollar mengecil, risiko mata uang akan turun. Jadi yang dikejar adalah kestabilan keuntungan," terang Andromeda Tristanto, Hubungan Investor ISAT, kepada KONTAN, Kamis, (3/9).

Sampai Agustus, nilai utang ISAT berdenominasi dollar AS mencapai US$ 515 juta, dari total utang Rp 22,6 triliun. Jika target porsi utang dollar menjadi 15%-20%, ISAT perlu mengurangi utang sekitar US$ 195 juta-US$ 275 juta.

ISAT berupaya menurunkan porsi utang dollar secara bertahap. Caranya dengan memperoleh pinjaman dalam bentuk rupiah untuk pembiayaan kembali atau refinancing. ISAT juga akan melunasi utang dengan kas internal. Sampai semester pertama, kas dan setara kas ISAT tercatat Rp 9,42 triliun.

Andromeda menjelaskan, porsi utang dollar telah menipis sejak semester I-2015. Maklum, anak usaha Ooredoo ini telah melakukan refinancing untuk melunasi utang obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo 2020.

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) berupaya mengejar target marketing sales pada tahun ini senilai Rp 4,5 triliun. Demi mendukung ambisi itu, ASRI berencana meluncurkan proyek baru di semester II 2015.

Selama semester pertama tahun ini, realisasi marketing sales ASRI senilai Rp 1,16 triliun. Angka itu setara 26% dari target sepanjang 2015. Dari jumlah itu, senilai Rp 433 miliar diperoleh dari proyek komersial di Serpong, proyek komersial di Pasar Kemis Rp 206 miliar, proyek residensial di Pasar Kemis Rp 293 miliar, penjualan apartemen Rp 176 miliar serta penjualan perkantoran Rp 57 miliar.

Sayang, manajemen ASRI belum mau menjelaskan lebih rinci mengenai proyek tersebut. "Saat ini kami belum dapat mempublikasikan lebih jauh," kata Vincent Sjahbana, Sekretaris Perusahaan ASRI ke KONTAN baru-baru ini.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) resmi merilis laporan keuangan semester pertama tahun ini. Hasilnya, MDKA masih menderita kerugian bersih sebesar US$ 2,98 juta. Jumlah tersebut meningkat sekitar 105,52% dibandingkan kerugian bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,45 juta.

Boleh jadi wajar bila Merdeka masih membukukan kerugian. Sebab, perusahaan ini belum memulai proses produksi emas dan tembaga.

Mengutip laporan keuangan per 30 Juni 2015 yang dirilis kemarin (4/9), MDKA memang belum mencatatkan pendapatan sama sekali. Yang ada, Merdeka justru membukukan beban umum dan administrasi senilai US$ 2,33 juta serta beban keuangan sebesar US$ 1,55 juta.

Merdeka masih menyiapkan konstruksi di proyek tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Pada akhir tahun depan, tambang ini diharapkan mulai berproduksi. Produksi tahunan emas ditargetkan 90.000 ons troi dan perak 1 juta ons troi. Meski kerugian naik, harga MDKA kemarin naik 5,26% menjadi Rp 2.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro