JAKARTA. Menemani aktivitas pagi anda, kami menyuguhkan sejumlah berita menarik di halaman bursa saham Harian KONTAN edisi 24 September 2014, sebagai berikut. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjual 49% saham anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) bakal menemui dinding tebal. Sebab, jauh-jauh hari anggota Dewan Perwakilan Rakyat menolak keras rencana penjualan saham Mitratel melalui skema tukar guling dengan 22% saham operator menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG).
Kini, manajemen TLKM menyiapkan opsi lain untuk membesarkan bisnis menaranya, tentunya di luar skema pertukaran saham. "Untuk opsi apa saja, belum bisa kami sampaikan lebih lanjut," ujar
Vice President Public Relations TLKM, Arif Prabowo, kepada KONTAN, kemarin (23/9). Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini memang ingin mengembangkan bisnis tower dan berambisi menjadi perusahaan terbesar di bisnis menara. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) akan menarik pinjaman US$ 250 juta atau setara Rp 2,99 triliun dalam waktu dekat. Dana tersebut untuk menggarap sejumlah proyek infrastruktur. Pinjaman sindikasi ini dari 21 bank. Deutsche Bank dan Standard Chartered bertindak sebagai
bookrunners dan
mandated lead arrangers (MLA). "Pinjaman tersebut akan kami tarik pekan ini dan langsung digunakan menggarap proyek gedung," ujar Faisal Dharma Setiawan, Direktur Keuangan MNCN Selasa (23/9). Pinjaman tersebut bertenor tiga tahun dengan bunga LIBOR +3,5%. MNCN akan membangun pusat stasiun televisi untuk Global TV, MNC TV, dan RCTI. MNCN juga akan berinvestasi di media luar ruang
(outdoor media). "Ini untuk investasi empat gedung baru termasuk perlengkapannya. Harapan kami, awal tahun depanĀ selesai," terang dia. PT Berlina Tbk (BRNA)
PT Berlina Tbk (BRNA) mencari dana untuk membiayai kembali
(refinancing) utang. Produsen plastik dan kemasan ini berniat menerbitkan surat utang jangka menengah alias
medium term note (MTN) sebesarRp 200 miliar di kuartal IV-2014. Surat utang tersebutĀ sudah menggaet peringkat (rating) A- dari Fitch Ratings. Roberto Bernhardeta, Direktur Independen BRNA menuturkan, penerbitan MTN untuk membantu arus kas
(cash flow). "Sebagian (untuk membayar) utang ke bank mitra kami seperti Bank Mandiri, HSBC, OCBC dan perusahaan leasing," kata Roberto kepada KONTAN, Selasa (23/9). Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2014, BRNA memiliki pinjaman bank jangka pendek Rp 218,35 miliar. Pinjaman itu dari beberapa kreditur seperti HSBC, Bank Mandiri, dan Bank OCBC NISP. BRNA juga memiliki utang bank jangka panjang jatuh tempo tahun ini sekitar Rp 55,52 miliar. Fasilitas itu diperoleh BRNA dari tiga kreditur yang sama seperti halnya pinjaman jangka pendek. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro