JAKARTA. Menemani aktivitas anda di pagi hari, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN edisi Selasa (7/7), sebagai berikut. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tetap berkeinginan melanjutkan agenda tukar guling saham alias share swap anak usaha nya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Demi memuluskan aksi ini, TLKM akan merevisi perjanjian share swap dengan TBIG.
Direktur Innovation & Strategic Portfolio TLKM Indra Utoyo menyadari adanya kemungkinan perubahan isi perjanjian antara TLKM dan TBIG. Namun dia belum memastikan opsi revisi tersebut. "Kami sedang mencari jalan terbaik," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (7/6). Komisaris Utama TLKM Hendri Suparini menyebutkan, surat Komisaris TLKM telah terbit sejak 7 Januari 2015 dan meminta proses tukar guling saham itu dihentikan. Komisaris menyampaikan berbagai pertimbangan terkait permintaan tersebut. Ia tak ingin kejadian seperti penjualan saham PT Indosat Tbk terulang. Hendri menekankan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno juga menolak transaksi TLKM-TBIG. Akhir pekan lalu, Hendri menyatakan, jajaran komisaris meminta direksi TLKM mengajukan proposal baru. Intinya, apa yang bisa TLKM lakukan dengan memperhatikan aspek strategis dan konstitusional. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) Niat PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) memenuhi ketentuan porsi saham publik (free float) sebesar 7,5% semakin bulat. Dua sumber yang mengetahui rencana itu, seperti dikutip Reuters kemarin (6/7) menyebutkan, pemegang saham HMSP, Philip Morris International Inc, siap menjual sebagian kecil kepemilikannya senilai US$ 1 miliar. Philip Morris saat ini menguasai 98,18% saham HMSP. Adapun porsi publik hanya 1,82% saham. Di BEI, HMSP mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp 311,63 triliun, nomor dua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang membukukan kapitalisasi Rp 335,31 triliun. Philip Morris menunjuk Goldman Sachs, Credit Suisse AG, JPMorgan, Citigroup dan Mandiri Sekuritas, untuk menjual sedikitnya 5,68% saham HMSP. Harga saham HMSP kemarin naik 0,78% menjadi Rp 71.100 per saham. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berencana merevisi penjualan lahan, karena baru merealisasikan 11,6% dari target penjualan 60 hektare (ha) hingga akhir tahun. Erlin Budiman, Hubungan Investor SSIA mengatakan, hingga semester I-2015, SSIA baru mengantongi 7 ha penjualan lahan. Harga jual rata-rata lahan SSIA di US$ 158 per m², maka nilai penjualan lahan SSIA US$ 11,06 juta atau Rp 145 miliar. Penjualan ini dari pengembangan kawasan industri Surya Cipta Swadaya di Karawang. Meski demikian, SSIA tidak mengerem akuisisi lahan. Hingga semester I-2015, SSIA telah membeli lahan di Subang 240 ha dengan nilai Rp 192 miliar. Angka ini memenuhi 48% dari target akuisisi lahan yang dipatok tahun ini seluas 500 ha. "Lahan tersebut dibebaskan dengan harga rata-rata Rp 80.000 per m². Sehingga dana yang digelontorkan untuk akuisisi Rp 192 miliar," ujar Erlin. Akuisisi lahan tersebut untuk kawasan industri. IPO Bolt
PT Internux, penyedia jasa internet merek Bolt akan menggelar
initial public offering (IPO). Perusahaan yang merupakan bagian dari Grup Lippo ini berharap bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada September 2015. "Baru Selasa pekan lalu
mini expose. Rencananya IPO di September," ucap Harianda Noerlan, Sekretaris Perusahaan PT First Media Tbk (KBLV), yang merupakan induk Internux, kepada KONTAN, Senin (6/7). Internux menggunakan laporan keuangan Maret 2015 sebagai dasar valuasinya. Adapun, PT Ciptadana Securities berlaku sebagai penjamin emisi atau underwriter IPO ini. Internux akan melepas 20%-25% saham ke publik. Penerbitan saham perdana dengan cara melepas saham baru dan divestasi saham. Rencana porsi divestasi sepertiga dari total IPO. Internux mengincar dana Rp 500 miliar-Rp 700 miliar dari IPO ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro