KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mobilitas masyarakat diyakini akan semakin meningkat seiring dengan berjalannya program vaksinasi massal. Sokongan lain datang dari Bank Indonesia yang melonggarkan kebijakan makroprudensial untuk merangsang pertumbuhan kredit yang lebih kuat. Salah satu langkahnya adalah meningkatkan loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) hingga maksimal 100% untuk semua properti hunian. Kebijakan ini memungkinkan pembeli perumahan membayar uang muka hingga nol persen. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni menyebut, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) seharusnya menjadi bank yang paling diuntungkan diantara bank-bank lain dari adanya kebijakan ini.
Hal ini karena BBTN memiliki total eksposur pinjaman untuk KPR dan kredit mobil (kendaraan) yang tertinggi di antara bank lain. Selain BBTN, Mirae Asset menjadikan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) sebagai top picks. Saham SIMP dinilai menarik karena adanya pemulihan pendapatan berkelanjutan yang akan menimbulkan valuasi yang lebih tinggi. SIMP baru saja membukukan pendapatan positif sejak kuartal ketiga 2020. Baca Juga: Kinerja Adaro Energy (ADRO) menurun tahun lalu, begini kata analis Saat ini, SIMP diperdagangkan pada P/BV di bawah 1,0x (P/BV saat ini sekitar 0,48x). Enterprise value ( EV) per total areal tanam inti SIMP sebesar US$4,441 per hektare, jauh lebih murah daripada biaya penanaman baru sekitar US$ 7, 000 per hektare. BBTN dan SIMP dipilih untuk menggantikan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), yang dikeluarkan dari jajaran saham pilihan bulan ini. Mirae Asset juga cenderung kepada saham di sektor bank, pertambangan nikel, rumah sakit, layanan komunikasi, dan agribisnis seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), dan PT Link Net Tbk (LINK). Saham HEAL juga dinilai atraktif karena emiten rumah sakit ini memiliki potensi peningkatan pendapatan. Hal ini karena HEAL merupakan salah satu penerima manfaat dari adanya kasus Covid-19. Selain itu, HEAL berencana untuk melakukan buyback saham, yang menandakan bahwa manajemen HEAL meyakini harga saham HAEL suda terlalu jauh terdiskon.