Simak Empat Capaian dari Mitratel (MTEL) Usai Setahun Melantai di BEI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel telah genap setahun mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejumlah capaian diraih Mitratel sejak melantai di BEI pada 22 November 2021 lalu.

Direktur Utama MTEL Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan, Mitratel terus menjaga momentum pertumbuhan. Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini juga ingin berkembang sebagai perusahaan tower terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan.

Theodorus membeberkan empat capaian yang berhasil diraih Mitratel sejak IPO. Pertama, Mitratel saat ini menjadi perusahaan tower (towerco) telekomunikasi independen dengan kepemilikan saham publik yang memiliki layanan terlengkap.


Mitratel telah menyiapkan infrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, connectivity (fiber dan satellite), serta power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia. "Agar memberikan solusi lengkap dan terintegrasi untuk seluruh operator telekomunikasi,” ungkap Theodorus dalam rilis, Kamis (24/11).

Baca Juga: Persaingan Kian Ketat, Simak Rekomendasi Saham Telkom Indonesia (TLKM)

Pria yang akrab disapa Teddy itu menambahkan, secara global tren bisnis ke depannya menara telekomunikasi bergeser dari towerco menjadi digital infraco. Yaitu untuk menyediakan layanan seluler dan menumbuhkan ekosistem digital.

Di Indonesia, towerco telah bergerak untuk menangkap potensi pertumbuhan penyediaan infrastruktur digital, untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Terutama terkait penyediaan infrastruktur fiber optic untuk mendukung layanan seluler (4G/5G) dan ekosistem digital.

“Mitratel, sebagai bagian dari Telkom Group akan mengambil peran dalam menyiapkan roadmap ke digital infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur fiber optic atau tower fiberisation,” ujar Teddy.

Capaian kedua, Mitratel kini menjadi perusahaan provider menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan menara. Capaian ini diraih melalui berbagai pembangunan tower dan aksi korporasi. 

Hingga kuartal ketiga 2022, Mitratel total memiliki 35.051 tower telekomunikasi. Setelah Mitratel sukses mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) beberapa waktu lalu.

“Tenancy ratio MTEL 1,44x dan 58% tower di luar Jawa menjadi ruang pertumbuhan dengan perluasan layanan operator seluler ke seluruh Indonesia,” imbuh Teddy.

Baca Juga: Rajin Ekspansi Menara, Simak Rekomendasi Saham MTEL dari Tiga Analis Ini

Ketiga, Mitratel memiliki leverage rendah dan tanpa paparan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Dengan catatan net-debt to EBITDA 1,7x, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100% dan seluruh utang dalam mata uang rupiah.

Capaian keempat, Teddy menyebut bahwa MTEL telah menjadi perusahaan terdepan di industri dengan tingkat investasi yang sangat baik. Dia membeberkan, MTEL telah meraih peringkat investment grade sangat baik dari PEFINDO yaitu IdAAA dengan outlook stabil.

"Saham MTEL juga masuk dalam daftar FTSE Global Equty IDX80, Kompas 100, IDX ESG Leaders dan ISSI Index," tambah Teddy.

Dari sisi kinerja keuangan, hingga September 2022 MTEL berhasil menumbuhkan pendapatan 11,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 5,6 triliun. Laba bersih MTEL melonjak 18,1% menjadi Rp 1,22 triliun dalam periode sembilan bulan 2022.

Menurut Teddy, pertumbuhan perusahaan yang konsisten berhasil mendongkrak EBITDA menjadi 15,7%. “EBITDA diharapkan semakin meningkat seiring peningkatan kolokasi, terutama karena luasnya coverage tower di luar Jawa,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati