Simak faktor-faktor yang akan mempengaruhi penjualan Indocement (INTP) di awal tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan emiten semen, termasuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), diproyeksi akan cenderung rendah di awal tahun. Salah satu faktornya adalah curah hujan yang cukup tinggi.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menyebut, penjualan INTP dalam beberapa tahun ke belakang berada di kisaran 1.3 juta - 1.5 juta ton pada periode awal tahun. Adapun titik terendah penjualan biasanya terjadi pada bulan-bulan dimana libur Idul Fitri terjadi. INTP sendiri melaporkan penjualan semen mencapai hampir 1.4 juta ton di bulan Januari 2021.

Zamzami mengamini, secara musiman,  penjualan semen pada semester kedua akan lebih tinggi dari semester pertama. “Selain memang hari libur panjang Idul Fitri sudah tidak ada lagi, cuaca juga lebih kering,” terang Zamzami saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/2). Selain itu, proyek-proyek infrastruktur juga biasanya akan meningkat di semester kedua.


Baca Juga: Volume penjualan semen Indocement (INTP) capai 1,4 juta ton per Januari 2021

Sebagai gambaran, pencapaian penjualan total INTP sepanjang 2020 sebesar kurang lebih 16,5 juta ton. Zamzami menilai, capaian volume penjualan INTP tahun 2020 yang menurun 8.8% tersebut sejalan dengan dengan proyeksi Phillip Sekuritas Indonesia yang memproyeksikan volume penjualan akan turun 10%.

Zamzami memproyeksi, volume penjualan di industri semen secara keseluruhan akan tumbuh 3%-4% tahun ini. Sementara volume penjualan INTP diperkirakan bakal tumbuh lebih cepat, yakni di rentang 4%-5%, yang didukung oleh pemulihan permintaan dari Pulau Jawa.

Dividen jadi daya tarik

Zamzami menyebut, INTP memang menjadi salah satu emiten yang cukup konsisten membagikan dividen. Bahkan dalam tiga tahun, dividen payout ratio produsen semen Tiga Roda ini berada di atas 100%.

Memang, keputusan besaran dividen tergantung dari managemen INTP sendiri. Namun, Zamzami menilai, dengan kas perusahaan yang juga melimpah, diekspektasikan INTP akan tetap membagikan dividen dan berpeluang dengan payout ratio di atas 100%, dengan mengacu histori dalam tiga tahun.

“Meski ada peluang juga dari segi nominal dividen yang dibagikan menurun, dengan proyeksi laba 2020 yang turun dibanding 2019,” sambung dia.

Untuk rekomendasi saham INTP, Zamzami masih merekomendasikan buy dengan target harga 12 bulan Rp 18.500.

Selanjutnya: Saham semen hingga konstruksi bisa bawa cuan di tahun kerbau logam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .