Simak faktor penggerak harga emas pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen pajak Amerika Serikat menggerus pamor emas pekan lalu. Faktor yang sama diperkirakan masih akan menyetir harga emas dalam beberapan pekan mendatang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (8/12), emas berjangka pengiriman Februari 2018 di Comex-AS turun 0,37% ke level US$ 1.248,4 per ons troi. Dalam sepekan, harganya bahkan sudah turun 2,5%.

Pelemahan emas terjadi di tengah penguatan mata uang Paman Sam. Jumat lalu, indeks dollar menguat 0,11% ke 93,90.


Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan setidaknya terdapat empat isu yang akan mempengaruhi emas.

Pertama, rapat komite terbuka The Federal Reserve pada 12-13 Desember diperkirakan bakal mengerek suku bunga acuan. Kenaikan bunga bakal semakin mengokohkan dollar, sehingga emas bisa tertekan.

Kedua, potensi lolosnya RUU Pajak AS tahun ini. Apalagi, pemerintah AS telah memperpanjang jangka waktu untuk penyerahan rancangan pendanaan sementara, sehingga kemungkinan besar untuk mengejar penandatanganan RUU Pajak agar menjadi bagian dari kebijakan keuangan untuk tahun depan.

Ketiga, rilis data kinerja November AS dapat menyokong penguatan dollar. Sektor tenaga kerja non-pertanian November AS dilaporkan naik menjadi 228.000, melampaui ekspektasi pasar. Tingkat pengangguran juga bertahan di level 4,1%, atau sama dengan periode bulan sebelumnya. Meski demikian, dollar bisa tersendat lantaran data rata-rata gaji bulan November berada di level 0,2%, atau lebih rendah dari harapan pasar di 0,3%.

Keempat, kontroversi putusan Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dapat memicu ketegangan politik. "Emas sebagai aset safe haven bisa diincar lagi," kata Faisyal.

Lanjutnya, sentimen itu bisa mendorong potensi bullish pada emas. "Apalagi, kita lihat pasar masih punya stigma buy on rumour, jadi kalau seandainya The Fed beri pernyataan dovish, emas bisa rebound," katanya.

Untuk perdagangan Senin (11/12), Faisyal memprediksi, harga emas akan berada dalam rentang US$ 1.230-US$ 1.255 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini