Simak Faktor Penyebab Penurunan Kinerja Kino Indonesia (KINO) Hingga Kuartal III-2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) membeberkan sejumlah faktor di balik penurunan kinerja keuangan perusahaan tersebut hingga kuartal III-2022.

Sebagai informasi, pendapatan bersih KINO turun 3,3% year on year (yoy) menjadi Rp 2,83 triliun per kuartal III-2022. Gross margin KINO juga menyusut dari 47% per kuartal III-2021 menjadi 37,8% per kuartal III-2022.

Penurunan gross margin tersebut berimbas pada EBITDA margin KINO dari sebelumnya 11,9% per kuartal III-2021 menjadi 6,5% per kuartal III-2022. Hal ini berdampak pula pada posisi bottom line KINO yang harus menderita rugi bersih Rp 243 miliar per kuartal III-2022. Padahal, KINO masih meraup laba bersih Rp 82 miliar per kuartal III-2021.

Budi Muljono, Direktur Kino Indonesia mengkritisi turunnya gross margin KINO sepanjang 2022 berjalan. Salah satu penyebabnya adalah lonjakan signifikan harga bahan baku produk-produk milik KINO. Tercatat, sejak Januari 2021 lalu sampai kuartal III-2022, KINO mencatatkan kenaikan harga bahan baku secara keseluruhan sekitar 34%.

KINO memang sudah melakukan berbagai upaya untuk minimalisir dampak tantangan tersebut, seperti efisiensi di sektor produksi hingga mengerek harga jual produk ke pelanggan. Tetapi, upaya tersebut tentu ada batasnya. “Tidak semua kenaikan harga material bisa kami teruskan ke konsumen akhir,” kata dia dalam paparan publik, Rabu (23/11).

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) Tetap Optimistis dengan Prospek Bisnis Hingga 2023

Selain itu, KINO juga terdampak oleh kenaikan tarif jasa logistik yang terjadi sejak tahun lalu. Kenaikan tersebut tak lepas dari krisis kontainer beserta kapal pengangkutnya yang terjadi secara global. Pihak KINO pun harus rebutan kontainer dengan perusahaan-perusahaan lain agar proses distribusi produknya bisa berjalan lancar.

Budi menambahkan, adanya tren peralihan atau shifting kontribusi pendapatan turut menjadi penyebab penurunan gross margin KINO sejauh ini. Sebelum pandemi Covid-19, kontribusi pendapatan KINO dari segmen personal care bisa mencapai 47% di tahun 2019 lalu. Namun, di periode Januari-September 2022, kontribusi segmen personal care turun menjadi 33% dari total pendapatan KINO.

“Berkurangnya mobilitas masyarakat membuat kebutuhan personal care jadi menurun, padahal segmen ini merupakan kontributor utama bagi pendapatan kami,” ungkap dia.

Sebaliknya, segmen beverage atau minuman mengalami lonjakan kontribusi pendapatan menjadi 56% per kuartal III-2022. Padahal, sebelum pandemi atau tahun 2019 lalu kontribusi segmen tersebut masih di angka 38% dari keseluruhan pendapatan perusahaan.

 
KINO Chart by TradingView

Terlepas dari itu, Manajemen KINO pada dasarnya selalu berusaha mendorong peningkatan pendapatan berbagai segmen bisnis selama segmen tersebut tetap menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari