KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat atawa
quick count pilkada serentak 2024. Hasilnya, ada yang sesuai prediksi seperti hasil survei elektabilitas dan popularitas para kandidat yang berkompetisi.
Namun, ada juga kejutan dari kandidat yang awalnya kurang dikenal ternyata mampu mengimbangi kandidat yang sudah populer. Pilkada serentak yang dilaksanakan Rabu (27/11/2024) juga menjadi ajang kompetisi yang ketat antara dua kekuatan politik besar, yakni PDIP dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Lima provinsi kunci, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan Sumatra Utara (Sumut), menjadi tempat pertempuran utama bagi kedua kekuatan politik tersebut. Lantas, siapa yang bakal jadi pemenangannya?
Merujuk hasil hitung cepat Litbang Kompas, di pilkada Jateng, pasangan nomor urut 2 Ahmad Lutfhi dan Taj Yasin Maimoen yang diusung KIM Plus diprediksi sebagai pemenangnya dari rivalnya paslon nomor urut 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang disokong PDIP (lihat tabel).
Baca Juga: Hasil Real Count Pilkada Banten 2024, Cek di Sini Di pilkada Jatim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak belum bisa tergoyahkan. Pasangan petahana yang diusung KIM Plus ini mengalahkan Tri Rismaharini-Gus Hans (PDIP) dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim (PKB). Pun, di pilkada Jabar, ketokohan Dedy Mulyadi yang berpasangan dengan Erwan Setiawan tidak bisa disaingi kandidat lainnya.
Adapun di pilkada Jakarta, memperlihatkan persaingan sengit. Untuk sementara Pramono-Rano yang diusung PDIP unggul dari kader Golkar, Ridwan Kami yang berpasangan dengan kader PKS, Suswono. Pilkada Jakarta berpeluang dua putaran. Merujuk hasil hitung cepat Litbang Kompas dan lembaga survei lainnya, belum ada yang menembus angka 50%, termasuk suara untuk Pramono-Rano.
Yang mengejutkan dari pilkada Banten, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi kalah dari Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Padahal, selama ini Banten merupakan basis kekuatan Golkar. Adapun di pilkada Sumut, pasangan Bobby Nasution-Surya unggul dibandingkan Edy-Hasan.
Adi Prayitno, pengamat politik sekaligus dosen jurusan Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah mengatakan, tidak ada kejutan yang luar biasa dari hasil pilkada serentak tahun ini.
"Hasilnya seperti prediksi sejumlah lembaga survei sebelum pelaksanaan pilkada. Di Jabar, di Jateng, Jatim, juga Sumut. Yang agak mengejutkan di Banten, karena Airin kalah. Sedangkan DKI Jakarta, Pramono yang awalnya tidak begitu populer tapi di survei terahir dan hitung cepat, elektabilitasnya jadi tinggi," katanya kepada KONTAN, Rabu (27/11/2024).
Baca Juga: Pantau Hasil Real Count Pilkada DKI Jakarta 2024 di Sini Menurut Adi, kekalahan PDIP di kandang juga tidak terlepas dari mesin politik Gerindra dan Prabowo Subioanto sebagai penguasa pemerintahan, selain efek Joko Widodo (Jokowi).
"Selain itu faktor ketokohan juga memberikan kontribusi bagi raihan suara," imbuhnya.
Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto melihat, mesin partai di pilkada serentak kali ini kurang keliatan dibanding faktor ketokohan yang berpengaruh terhadap raihan suara.
"Di jateng, Lutfi sudah favorit di pemilih dan Taj Yasin sebagai petahana wakil gubernur. Di Jabar, ketokohan Dedi Mulyadi masih jauh di atas calon lain sesuai prediksi lembaga survei sebelumnya. Juga di Jakarta, ketokohan Rano Karno dan image Betawi sudah klop," sebutnya saat berbincang dengan KONTAN, Rabu (27/11/2024).
Semiarto bilang, di Jateng, mesti PDIP harus berhadapan dengan kekuatan Jokowi, tapi pengaruhnya tidak begitu signifikan terhadap arah dukungan pemilih.
Baca Juga: Quick Count Sementara Pilkada Jateng 2024 Data Masuk 45%: Luthfi- Yasin Unggul 60,89% "Rasanya pemilih lebih melihat tokoh Lutfi yang sudah dikenal sebagai Pangdam dan Taj sebagai Wagub," imbuhnya.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengungkap, tentu ada perubahan peta politik berhubung kelalahan calon-calon dari PDIP baik di Jawa maupun luar Jawa. Seperti di Jateng, calon dari PDIP kehilangan dukungan akibat visi misi hingga program yang ditawarkan tidak menyentuh kebutuhan basis massa di bawah,
"Kombinasi pengaruh Prabowo dan Jokowi yang punya andil dalam kemenangan calon yang diusung KIM Plus," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih