JAKARTA. PT Prodia Widyahusada akan menjadi perusahaan di bidang laboratorium klinik pertama yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Prodia bakal melepas 20% saham ke publik dengan harga penawaran Rp 6.250 - Rp 8.000 per saham. Moleonoto The, Direktur Utama PT Indo Premier Securities selaku salah satu penjamin emisi mengatakan, harga penawaran itu mencerminkan valuasi enterprise value (EV) per EBITDA tahun 2017 sebesar 19,2 kali hingga 24,4 kali. "Menghitung valuasi sektor jasa kesehatan memang agak berbeda. Bukan menggunakan Price Earning Ratio (PE) tetapi EV per EBITDA," ujarnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (10/11).
Karena Prodia menjadi perusahaan laboratorium pertama yang masuk BEI, maka belum ada emiten lain di BEI yang bisa menjadi perbandingan. Sehingga, investor bisa membandingkannya dengan valuasi di sektor jasa kesehatan rumah sakit. Meski harganya terlihat tinggi, namun menurut Moleonoto harga saham
initial public offering (IPO) Prodia cukup menarik. Jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis di kawasan lain, Moleonoto mengatakan, harga IPO Prodia masih kompetitif. Ia mengambil contoh, rasio EV per EBITDA Dr. Lal PathLabs Limited, perusahaan sejenis di India, sudah berada di kisaran 32 kali. Lalu rasio EV per EBITDA emiten rumah sakit di BEI juga sudah berada di kisaran 20 kali hingga 30 kali. "Sehingga, harga IPO ini masih menarik. Valuasinya terlihat tinggi karena prospek sektor kesehatan memang masih punya peluang pertumbuhan yang besar," imbuhnya. Sehingga, selain menawarkan sahamnya di dalam negeri, Prodia juga akan menawarkan saham IPO ini ke investor luar negeri (global offering), diantaranya ke Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Singapura. Selain melepas saham baru, pemegang saham Prodia juga akan melepas maksimal 5% sahamnya ke pasar sekunder. Penjual akan langsung melepas saham ini ke beberapa investor institusi di luar negeri. Saat ini, PT Prodia Utama mengempit 76% saham perseroan. Lalu Bio Majesty Pte. Ltd memiliki 24% saham.
Hingga Semester I 2016, perseroan mencetak pendapatan Rp 649 miliar, tumbuh 9,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total asetnya mencapai Rp 591 miliar dengan EBITDA Rp 100 miliar dan EBITDA margin 15,5%. Laba tahun berjalan tercatat Rp 39,1 miliar, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 32 miliar. Hingga akhir tahun 2015, pendapatan bersih perseroan mencapai Rp 1,19 triliun dengan laba tahun berjalan Rp 59 miliar. Rencananya, masa penawaran awal dilakukan pada 10-18 November. Lalu, perkiraan tanggal efektif pada 29 November, masa penawaran umum pada 30 November hingga 2 Desember, dan pencatatan saham di BEI pada 7 Desember mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia