Simak, Ini Empat Modus Pembobolan Rekening Melalui Social Engineering



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dibalik perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan bagi masyarakat, terdapat banyak oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk tindak kejahatan, salah satunya melalui social engineering. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menjabarkan empat modus pembobolan rekening melalui social engineering.

Pertama, adanya info perubahan tarif transfer bank. Penipu akan berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Penipu meminta korban mengisi link formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.

Kedua, penipu akan menawarkan korban menjadi nasabah prioritas. Penipu menawarkan iklan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan segudang rayuan promosi. Penipu akan meminta korban memberikan data pribadi seperti nomor kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC, dan password.


Baca Juga: Ekonomi Membaik, Restrukturisasi Pembiayaan Multifinance Mulai Turun

Ketiga, munculnya akun layanan konsumen palsu. Akun media sosial palsu yang mengatasnamakan bank. Akun biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan. Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhan dengan mengarahkan ke website palsu pelaku atau meminta nasabah memberikan data pribadinya.

Keempat, yaitu adanya tawaran menjadi Agen Laku Pandai. Penipu menawarkan jasa menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Penipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.

"Petugas Bank tidak akan meminta atau menanyakan password, PIN, MPIN, OTP, atau akun pribadi anda. Cek keaslian telepon, akun media sosial, email, dan website bank," tegas OJK, seperti dikutip dalam siaran pers, Sabtu (18/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari