KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Martina Berto Tbk (
MBTO) menargetkan kinerja keuangan di tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Untuk mendukung target tersebut, manajemen Martina Berto sudah menjalankan sejumlah strategi untuk mempercantik performa bisnisnya. Upaya tersebut sudah tercermin dari kinerja MBTO sampai dengan semester I 2022 di mana penjualan neto dapat tumbuh hingga 24,6%
year on year (yoy) menjadi Rp 133,14 miliar dari yang sebelumnya Rp 90,79 miliar di semester I 2021. Adapun pihaknya dapat menggerus rugi bersih dari yang sebelumnya Rp 49,97 miliar hingga Juni 2021 menjadi Rp 18,20 miliar. Direktur Utama Martina Berto, Bryan David Emil menjelaskan prospek kinerja MBTO di tahun ini dapat membaik seiring dengan perbaikan dari sisi penjualan bersih dan laba sebelum pajak.
Ia pun menambahkan bahwa manajemen MBTO akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan image brand antara lain Sariayu Martha Tilaar, Biokos, dan Rudy Hadisuwarno Cosmetics, rejuvinasi pada desain kemasan, inovasi, dan reformulasi produk, investasi pada media digital dan meningkatkan penjualan online, perbaikan di bagian manufaktur, rantai pasok, purchasing, hingga konsolidasi akuntansi keuangan.
Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Jalin Kerja Sama dengan Anak Usaha Dosni Roha Indonesia (ZBRA) Selain itu, MBTO juga mempertajam strategi untuk pemasaran dan multi distributor yakni dengan Tiga Raksa, dan Penta Valent, serta yang terbaru dengan Dos Ni Roha (DNR). MBTO juga mendorong unit usaha PT Cedefindo yang bergerak di bidang
contract manufacturing. Bryan mengatakan Cedefindo gencar sekali menarik klien-klien baru baik itu perusahaan lokal maupun multinasional. “Selain Cedefindo, Martina Berto juga berusaha memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan penjualan online,” jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Jumat (29/7). Martha Tilaar Shop merupakan gerai yang menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian produk yang lebih banyak dibanding gerai-gerai independen sekaligus berfungsi sebagai
customer experience centre bagi para konsumen.
Baca Juga: Kerugian Martina Berto (MBTO) Susut 82,85% di Kuartal I 2022 Direktur Martina Berto, Jos Irwin Hartanto menambahkan selain melakukan strategi multi distribusi, Martina Berto juga terus membangun offline store baru. Sebab dengan dijalankannya strategi multi distribusi dan membuka gerai, pihaknya mengharapkan penyebaran produk-produk Martina Berto bisa lebih merata. “Pembukaan gerai terbaru kami lakukan di Sarinah,” ujarnya. Perihal penjualan online, Jos mengemukakan terjadi pertumbuhan yang signifikan. Pada semester I 2022 pihaknya mencatatkan pertumbuhan penjualan melalui kanal digital hingga 60% yang juga dihasilkan dari penjualan melalui market place dan media sosial. Seiring dengan mulai menggeliatnya pasar kosmetik dekoratif, Jos mengungkapkan, Martina Berto siap meluncurkan produk anyar dalam waktu dekat. Dia memperkirakan peluncuran produk kosmetik dekoratif baru ini akan dilaksanakan pada bulan depan dan saat ini sudah dalam tahap produksi. Tidak hanya itu, melihat kondisi ekonomi yang mulai lebih baik dibandingkan tahun lalu, Jos mengatakan, pada semester II 2022 mendatang akan ada beberapa produk baru sebagai upaya mendorong kinerja top line dan melengkapi portofolio yang sudah ada.
Target Kinerja di Sepanjang 2022 Direktur Utama Martina Berto, Bryan David Emil optimistis prospek kinerja MBTO di tahun ini dapat membaik seiring dengan perbaikan dari sisi penjualan bersih dan laba sebelum pajak.
Dengan strategi-strategi bisnis yang sudah dipersiapkan, MBTO merencanakan untuk mencapai target
net sales 2022 sebesar Rp 416 miliar yaitu bertumbuh sebesar 97,15 % dibanding
net sales tahun 2021. Adapun MBTO juga melakukan efisiensi di COGS dari 68,33% di 2021 menjadi 63,23% di 2022. Lalu biaya pemasaran dan penjualan dari 38,21% di 2021 menjadi 22,78% di 2022, sehingga
Earning Before Interest Depreciation (EBITDA) dari minus Rp 66 miliar di 2021 menjadi positif Rp 28 miliar di 2022,
operating profit Rp 7 miliar di tahun 2022 dari minus Rp 99 miliar di tahun 2021. Sementara profit
after tax dari minus Rp148 miliar di 2021 menjadi minus Rp 15,353 miliar di 2022 sehingga hampir semua rasio keuangan di 2022 jauh membaik dibandingkan 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari