Simak Jurus Widodo Makmur Perkasa (WMPP) untuk Menjaga Kinerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) di paruh pertama 2022 diterpa oleh sejumlah tantangan. Terutama lantaran adanya wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) nasional pada ternak sapi yang turut menurunkan market serta tingkat konsumsi masyarakat. 

Chief Operating Officer PT Widodo Makmur Perkasa Tbk Mega Nurfitriyana mengatakan, pihaknya telah menempuh berbagai strategi untuk mempertahankan kinerjanya dari efek wabah tersebut. Salah satunya dengan menjalankan bio-security guna mencegah wabah PMK.

Tak hanya itu, kondisi industri peternakan nasional juga dibayangi oleh kenaikan harga bahan pakan unggas yang ikut menggerus perolehan laba perusahaan. Untuk menyiasatinya, perusahaan pun getol menjalankan efisiensi biaya di seluruh lini. Sehingga diharapkan dapat semakin mendorong produktivitas perusahaan. 


"Perusahaan juga mendorong praktik green economy sejalan dengan prinsip dan nilai-nilai keberlanjutan (sustainability) seperti menggunakan energi ramah lingkungan melalui instalasi solar panel. Penggunaan energi ramah lingkungan ini mampu mampu menekan cost produksi perusahaan," ujar Mega, kepada Kontan.co.id, belum lama ini. 

Baca Juga: Harga Bahan Bangunan Naik, Metropolitan Land (MTLA) Kerek Harga Jual

Di samping itu, WMPP juga disebut Mega tetap berupaya meningkatkan produktivitas dan memperluas pangsa pasar di sisi hilir (downstream) guna memaksimalkan bisnis. 

Mengutip keterangan resmi perusahaan, WMMP punya rencana untuk memperkuat jaringan ke pasar internasional, yakni dengan meng-ekspor produk ke Tiongkok. Mega bilang, saat ini proses persiapan ekspor masih berlangsung dan diharapkan dapat terealisasi segera mungkin. 

"Ekspor ke Tiongkok bertujuan meningkatkan volume penjualan perusahaan di masa depan sejalan dengan tujuan perusahaan untuk menjadi mitra bisnis pilihan di tingkat nasional dan internasional," sebut Mega. 

Adapun, per Juni 2022, Widodo Makmur Perkasa membukukan pendapatan sebesar Rp 2,17 triliun. Jumlah ini lebih rendah 19,63% dibandingkan pendapatan per Juni 2021 yang senilai Rp 2,70 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi