KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selama sepekan terakhir asing melakukan aksi jual Rp 3,5 triliun di pasar modal Indonesia, padahal selama sebulan terakhir asing masih mencatatkan aksi beli Rp 3,5 triliun. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, asing melakukan aksi jual lantaran beberapa waktu lalu perusahaan sekuritas global Credit Suisse menurunkan rekomendasi terhadap pasar saham Indonesia menjadi 10 persen (underweight) dari sebelumnya 20 persen (overweight). Selain itu, current account deficit yang melebar dinilainya menjadi penyebab asing keluar dari pasar saham Indonesia. "Bukan berarti pasar saham kita tidak menarik lagi, tapi ini hot money ya jadi asing masuk keluar pasar cukup cepat, ini lah yang menjadi risiko kita," katanya. Adapun saham-saham yang di jual asing selama sepekan terkahir diantaranya United Tractors (UNTR), Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA), Mitra Keluarga Karya Sehat (MIKA), Gudang Garam (GGRM) , Bank Negara Indonesia (BBNI), Indah Kiat Pulp& Paper (INKP).
Simak kata analis soal alasan asing melakukan aksi jual pada saham-saham berikut
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selama sepekan terakhir asing melakukan aksi jual Rp 3,5 triliun di pasar modal Indonesia, padahal selama sebulan terakhir asing masih mencatatkan aksi beli Rp 3,5 triliun. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, asing melakukan aksi jual lantaran beberapa waktu lalu perusahaan sekuritas global Credit Suisse menurunkan rekomendasi terhadap pasar saham Indonesia menjadi 10 persen (underweight) dari sebelumnya 20 persen (overweight). Selain itu, current account deficit yang melebar dinilainya menjadi penyebab asing keluar dari pasar saham Indonesia. "Bukan berarti pasar saham kita tidak menarik lagi, tapi ini hot money ya jadi asing masuk keluar pasar cukup cepat, ini lah yang menjadi risiko kita," katanya. Adapun saham-saham yang di jual asing selama sepekan terkahir diantaranya United Tractors (UNTR), Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA), Mitra Keluarga Karya Sehat (MIKA), Gudang Garam (GGRM) , Bank Negara Indonesia (BBNI), Indah Kiat Pulp& Paper (INKP).