JAKARTA. Rupiah unjuk gigi di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) seiring sentimen positif dari dalam negeri dan eksternal. Mengacu data Bloomberg, Rabu (4/11) di pasar spot rupiah menguat 0,11% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 13.548 per dollar AS. "Sentimen dari dalam negeri dan eksternal mendukung mata uang negara-negara berkembang termasuk rupiah bergerak di area positif," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova dikutip dari Antara. Ia mengemukakan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai paket kebijakan ekonomi jilid VI oleh pemerintah yang sedianya akan diluncurkan pada pekan ini mengenai insentif pajak untuk kawasan ekonomi khusus (KEK) akan dapat menambah gairah investasi di Indonesia.
"Kebijakan itu dapat mendorong daya beli masyarakat di Indonesia meningkat, pada akhirnya menopang pertumbuhan ekonomi domestik," katanya. Ia menambahkan bahwa harapan positif juga datang dari data produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2015 yang juga akan dirilis pada pekan ini, pasar memproyeksikan PDB kuartal III 2015 akan mencatatkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. "Harapan yang positif terhadap ekonomi domestik mendorong investor kembali mengakumulasi aset mata uang berisiko seperti rupiah, karena imbal hasil yang ditawarkan di dalam aset berisiko lebih tinggi dibandingkan aset 'safe haven'," katanya. Dari eksternal, lanjut dia, adanya stimulus keuangan dari bank sentral Eropa (ECB) menambah dukungan bagi aset berisiko mengalami apresiasi. Diperkirakan dana dari Eropa akan mengalir ke kawasan Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif. "Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi, masuknya dana asing dari luar maka permintaan nilai tukar rupiah akan tinggi," ucapnya.