Simak katalis bagi pergerakan rupiah hari ini (5/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini masih bergantung pada sentimen eksternal. Namun, rupiah masih memiliki potensi untuk menguat pada akhir pekan ini. 

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, saat ini sentimen utama bagi pergerakan rupiah datang dari kenaikan yield US Treasury. 

Nah, untuk akhir pekan ini, fokus pelaku pasar tertuju pada pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Jika Powell mampu menenangkan kekhawatiran terhadap kenaikan yield US Treasury, maka dolar AS berpotensi melemah dan mengangkat aset berisiko seperti rupiah. 


"Jika sebaliknya, dalam pidato Powell tidak menyinggung masalah yield US Treasury dan pasar menganggap The Fed mentolerir kenaikan tersebut maka rupiah bisa kembali tertekan," kata dia Kontan.co.id, Kamis (4/3).

Padahal menurut Alwi, rupiah memiliki dorongan yang positif dari dalam negeri. Seperti relaksasi pajak yang digelontorkan pemerintah, termasuk pajak dividen. 

Baca Juga: Tertekan yield US Tresury, rupiah melemah ke Rp 14.267 per dolar AS hari ini

"Nah, pajak dividen ini bisa mencegah kapital outflow yang diakibatkan oleh kenaikan yield US Treasury karena dengan pajak dividen yang dibebaskan akan menarik investasi asing di dalam negeri," lanjutnya.

Untuk hari ini, ia memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 14.130-Rp 14.330 per dolar AS.

Selain pidato Powell, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga menyebut, pergerakan rupiah bergantung pada data upah non pertanian AS. 

Jika data non-farm payroll AS ini meningkat, bukan tidak mungkin rupiah kembali dalam tekanan. Karena itu, Sutopo memproyeksikan, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.225-Rp 14.331 per dolar AS untuk hari ini (5/3).

Asal tahu saja, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,15% keRp 14.267 per dolar AS pada Kamis (4/3) 

Selanjutnya: Rupiah kembali melemah ke RP 14.267 per dolar AS, ini sentimen yang mempengaruhinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari