JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Desember mendatang. Emiten konsumer ini melepas 228,57 juta saham baru atau setara 16% modal ditempatkan dan disetor penuhnya. Saham Kino dipatok seharga Rp 3.750 sampai Rp 5.225. Lantas bagaimana kinerja keuangan Kino? Pada semester pertama 2015, Kino membukukan laba Rp 141,33 miliar. Angka tersebut melonjak 181,3% dari Rp 50,24 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara penjualannya tumbuh 9,43% dari Rp 1,59 triliun ke posisi Rp 1,74 triliun.
Direktur Keuangan Kino Indonesia Peter Chayson mengungkapkan, bahwa Kino diuntungkan segmen pemeliharaan dan perawatan tubuh yang lebih menguntungkan ketimbang makanan yang bermargin rendah. Ia menyebut, margin segmen makanan turun. Namun margin produk pemeliharaan dan perawatan tubuhnya bertumbuh. "Target margin konsolidasi 42%. Lalu 5 tahun ke delan akan menjadi 45%," kata Peter, Selasa, (10/11). Segmen bisnis Kino meliputi produk pemeliharaan dan perawatan tubuh, minuman, makanan, serta farmasi. Produk pemeliharaan dan perawatan tubuh berkontribusi 50,2% terhadap total pendapatan perseroan. Kemudian produk minuman menyumbang 36,2%, makanan berporsi 13,4%, dan farmasi yakni 0,1%. Pada semester satu, pendapatan poduk pemeliharaan dan perawatan tubuh mencatatkan kenaikan 23,04% dari Rp 713,23 miliar menjadi Rp 877,62 miliar. Pendapatan produk minuman pun tumbuh 15,3% dari Rp 548,54 miliar ke posisi Rp 632,52 miliar.