JAKARTA. Sebagian bank besar dari sisi aset sudah merilis hasil kinerjanya hingga Oktober 2015. Bank-bank tersebut antara lain Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). Dari publikasi laporan keuangan (bank only) tiga bank itu, rerata pencapaian bisnis masih sejalan dengan proyeksi hingga akhir tahun. Misalnya saja Bank Mandiri. Pada periode ini, bank dengan logo pita emas mencatat kredit Rp 500,39 triliun atau naik 12,8% ketimbang Oktober 2014 Rp 443,62 triliun. Di sisi lain, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 6,89% dari pos penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari Rp 532,12 triliun menjadi Rp 568,79 triliun. Atas catatan itu, Bank Mandiri membukukan laba Rp 16,08 triliun dari Rp 15,33 triliun atau naik 4,89%.
"Kinerja kami sampai akhir tahun sudah bisa digambarkan hingga Oktober," kata Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, Selasa (25/11). Namun Mandiri cukup mencermati perlambatan penghimpunan DPK. Menurut Budi, perlambatan pertumbuhan DPK terjadi akibat selisih kurs. Sampai akhir tahun, Budi memperkirakan pertumbuhan kredit berkisar 11%-12% atau berada pada batas bawah dari target awal 11%-13%. Sementara tahun depan, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit dan DPK pada level 12%-14%. Di sisi lain, catatan kinerja BNI sampai Oktober masih belum memuaskan. Pada periode ini, bank dengan logo angka 46 mengalami penurunan laba sebesar 16% dari Rp 8 triliun menjadi Rp 6,72 triliun. Padahal, kredit dan DPK tumbuh masing-masing 17,79% dan 12,9%. Rico Rizal Budimarmo, Direktur Keuangan BNI menjelaskan, catatan tersebut masih sejalan. "Karena penurunan laba disebabkan faktor non recurring fee berupa revaluasi valas akibat penguatan kurs di Oktober yang menjadi Rp 13.687 per dollar AS dari posisi September Rp 14.650 per dollar AS," terang Rico.