KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan batubara PT Harum Energy Tbk (
HRUM) terus meningkat. Hingga kuartal III-2021, volume penjualan batubara Harum Energy mencapai 2,5 juta ton atau naik 5,5% dari volume penjualan pada periode yang sama tahun lalu. Mengutip laporan triwulanan perusahaan, volume penjualan batubara Harum Energy pada kuartal III-2021 mencapai 900.000 ton atau 0,9 juta ton. Realisasi ini 22,7% lebih tinggi dari volume penjualan pada periode Juli-September 2020 yang hanya 700.000 ton. Penjualan HRUM selama sembilan bulan pertama tahun 2021 mayoritas dilempar ke kawasan Asia-Pasifik. Volume terbesar dijual ke China yang mencapai 87%. Disusul Bangladesh dengan 4%, Jepang 3%, Thailand 3%, Korea Selatan 1%, India 1% dan Pakistan 1%.
Bersamaan dengan kenaikan volume penjualan, harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) Harum Energy sepanjang Januari-September 2021 meningkat 45,4% menjadi US$ 78,7 per ton dari sebelumnya US$ 54,2 per ton pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Pendapatan Harum Energy (HRUM) naik 50,9% jadi US$ 205,54 juta per kuartal III Untuk kuartal III-2021 sendiri, ASP Harum Energy mencapai US$ 94,5 per ton atau melesat 26,6% dari ASP di kuartal III-2021 sebesar US$ 74,6 per ton. Manajemen menyebut, kenaikan harga jual rerata tersebut sejalan dengan berlanjutnya kenaikan harga batubara termal global yang dimulai sejak awal tahun. Sebagian besar penjualan HRUM pada kuartal III-2021 merupakan harga yang sudah ditetapkan pada awal kuartal kedua. Sedangkan sebagian kecil merupakan kelanjutan dari kontrak penjualan yang dilakukan pada awal tahun “Sehingga kenaikan ASP sebesar 26,6% masih belum sepenuhnya mencerminkan harga pasar yang berlaku pada kuartal III- 2021,” tulis manajemen HRUM seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (3/11). Naiknya volume penjualan yang dibarengi dengan kenaikan harga jual turut mendorong pendapatan HRUM. Tercatat, per akhir kuartal III-2021 Harum Energy membukukan pendapatan senilai US$ 205,54 juta. Realisasi ini melonjak 50,9% dari pendapatan di akhir September 2020 sebesar US$ 136,14 juta. Pada kuartal ketiga sendiri, HRUM mencatat pendapatan sebesar US$ 89,8 juta, atau 53,2% lebih tinggi dari pendapatan yang tercatat pada kuartal II-2021 sebesar US$ 58,6 juta. Melonjaknya pendapatan pada periode Juli-September utamanya didorong oleh kombinasi kenaikan ASP dan kenaikan volume penjualan batubara. Tak ayal, kenaikan tersebut juga berhasil mengerek laba bersih perusahaan menjadi US$ 37,53 juta. Jumlah itu naik 45,84% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,74 juta.
Namun, HRUM mencatatkan sedikit kenaikan biaya tunai produksi pada kuartal III-2021 seiring kenaikan biaya bahan bakar dan rata-rata rasio pengupasan atau
stripping ratio (SR) yang lebih tinggi. Namun demikian, untuk sembilan bulan pertama tahun 2021, biaya tunai produksi hanya meningkat 1,8% secara
year-on-year (yoy).
Kenaikan biaya produksi yang tidak terlalu signifikan seiring keberhasilan HRUM mengendalikan rasio pengupasan lapisan penutup. Secara keseluruhan,
stripping ratio yang tercatat pada sembilan bulan pertama 2201 hanya 8,9 kali, lebih rendah dibandingkan
stripping ratio di periode yang sama tahun yang mencapai 9,3 kali. Penurunan
stripping ratio ini mengimbangi kenaikan 34,8% dalam rata-rata biaya bahan bakar. Dari sisi produksi, Harum Energy memproduksi 900.000 ton batubara pada kuartal III-2021, sehingga total produksi batubara dalam 9 bulan pertama tahun ini menjadi 2,5 juta ton. Angka ini 16,2% lebih tinggi dari batubara yang diproduksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari