Simak obat kuat bagi rupiah perdagangan hari ini



JAKARTA. Rupiah kembali menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), Kamis (17/3). Di pasar spot, rupiah menguat 1,44% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.075 per dollar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS di pasar valuta asing domestik setelah bank sentral AS (The Fed) menunda menaikkan suku bunga acuannya," ujar Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova dikutip dari Antara.

Ia mengatakan bahwa kebijakan The Fed itu kembali mendorong investor masuk ke dalam aset di negara berkembang, termasuk Indonesia melalui surat utang atau obligasi dan saham.


"Aliran modal asing kembali masuk ke obligasi dan saham-saham di dalam negeri setelah sempat keluar karena muncul isu The Fed akan menaikkan suku bunga," katanya.

Ia menambahkan bahwa adanya ruang bagi Bank Indonesia untuk kembali memangkas suku bunga acuan (BI rate) juga menjadi salah satu faktor yang mendorong nilai tukar rupiah bergerak menguat.

"Kalau Bank Indonesia memangkas BI rate maka harga obligasi berpotensi menguat, spekulasi itu yang mendorong aliran modal masuk ke dalam negeri sehingga rupiah menguat," katanya.

Di sisi lain, ia mengatakan bahwa optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga juga menjadi salah satu faktor yang menopang tren mata uang rupiah di jalur positif.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa mata uang Amerika Serikat mengalami pelemahan terbesar dalam satu bulan terakhir terhadap mayoritas nilai tukar dunia karena The Fed menahan dan mengurangi proyeksi kenaikan lebih lanjut pada tahun ini.

"The Fed isyaratkan dua kali kenaikan suku bunga pada tahun 2016 ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebanyak empat kali," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (17/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.166 dibandingkan hari sebelumnya (16/3) Rp 13.169.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto