JAKARTA. Pasar saham domestik merespons positif pemilihan presiden 9 Juli 2014. Mayoritas hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei memenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% menjadi 5.098. Dalam sepekan, indeks saham sudah menguat hampir 5%. Lantas, apakah penguatan IHSG sudah berdasarkan fundamental atau hanya euforia?Berdasarkan wawancara KONTAN terhadap lima analis, disimpulkan kombinasi antara fundamental ekonomi Indonesia dan euforia politik turut mempengaruhi pergerakan IHSG saat ini.Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menyebutkan, kondisi ekonomi Indonesia yang membaik turut mendorong pasar saham domestik. "Inflasi terjaga di bawah 7% dan neraca perdagangan surplus," ujar dia, kemarin.Namun, para pelaku pasar harus tetap mewaspadai gelombang koreksi IHSG. Kepala Riset Mandiri Sekuritas, John Daniel Rachmat memprediksi, indeks saham masih berpotensi melemah pada September dan Oktober tahun ini. "Ada sentimen pemilihan sela di Amerika Serikat," kata dia. Berikut pandangan lima analis tersebut: - Jhon Veter,Managing Director Investa Saran MandiriHasil hitung cepat pilpres turut mendongkrak indeks. Indeks juga terdorong kondisi ekonomi Indonesia yang baik. Inflasi di bawah 7% dan neraca perdagangan surplus. Indeks mencerminkan faktor fundamental dan kepercayaan. Akhirnya, kepercayaan terhadap pasar modal bertambah. Saya memprediksi, IHSG di akhir 2014 pada rentang 5.400 sampai 5.600. Di tahun depan, IHSG bisa saja menanjak lagi, sejauh pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga.- Jeff Tan,Analis Sinarmas SekuritasKenaikan IHSG ikut didukung masuknya dana asing. Namun, penguatan ini belum tentu berlanjut. Kita perlu menunggu pengumuman presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli nanti. Apalagi, valuasi IHSG saat ini sudah mahal. Namun kejelasan terkait presiden terpilih dan pembentukan kabinet setelah itu bisa menjadi katalis positif terhadap IHSG. Pasar modal pun menginginkan perubahan struktural yang baru di pemerintahan.- John Daniel Rachmat,Kepala Riset Mandiri SekuritasDengan hasil mayoritas quick count memenangkan Jokowi, optimistis IHSG naik hingga 5.200 di akhir Juli. Tapi masih rentan koreksi pada September dan Oktober. Selain neraca perdagangan yang masih rentan, dari luar, ada sentimen pemilihan sela di AS. Jika Partai Republik memenangkan kursi di DPR, akan ada perselisihan antara Presiden AS dan Senator. Hal ini dapat mempengaruhi pasar modal di AS dan berdampak ke pasar modal dunia, termasuk Indonesia.- Harry Su,Kepala Riset Bahana SecuritiesBerdasarkan hasil quick count yang paling banyak dan kredibel, serta melihat optimisme pasar, saya memprediksi IHSG di level 5.300 hingga akhir tahun. Tapi kondisi ekonomi Indonesia tahun ini sangat ketat. Harga minyak dunia terus meningkat dan impor minyak semakin tinggi. Kami memperkirakan BI rate akan naik 0,25 basis poin menjadi 7,75% pada kuartal empat tahun ini. Dampaknya, pertumbuhan PDB Indonesia akan menurun ke 5,2%, meski tahun depan berpotensi naik di 5,5%- Arman Boy Manullang,Pengamat Pasar ModalLaju IHSG masih mengikuti perkembangan hasil pilpres. Dari sudut pandang asing, gonjang-ganjing yang kini terjadi hanya masalah kecil, yang relatif tak berpengaruh pada pengambilan keputusan. Bagi asing, hampir dipastikan Jokowi menjadi presiden. Jika kondisi pasca pilpres damai dan hasilnya Jokowi menjadi presiden, kemungkinan IHSG terdorong hingga 6.000 di akhir tahun ini. Tahun depan, pasar saham dukung kebangkitan harga komoditas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak pandangan para analis atas euforia pilpres
JAKARTA. Pasar saham domestik merespons positif pemilihan presiden 9 Juli 2014. Mayoritas hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei memenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% menjadi 5.098. Dalam sepekan, indeks saham sudah menguat hampir 5%. Lantas, apakah penguatan IHSG sudah berdasarkan fundamental atau hanya euforia?Berdasarkan wawancara KONTAN terhadap lima analis, disimpulkan kombinasi antara fundamental ekonomi Indonesia dan euforia politik turut mempengaruhi pergerakan IHSG saat ini.Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menyebutkan, kondisi ekonomi Indonesia yang membaik turut mendorong pasar saham domestik. "Inflasi terjaga di bawah 7% dan neraca perdagangan surplus," ujar dia, kemarin.Namun, para pelaku pasar harus tetap mewaspadai gelombang koreksi IHSG. Kepala Riset Mandiri Sekuritas, John Daniel Rachmat memprediksi, indeks saham masih berpotensi melemah pada September dan Oktober tahun ini. "Ada sentimen pemilihan sela di Amerika Serikat," kata dia. Berikut pandangan lima analis tersebut: - Jhon Veter,Managing Director Investa Saran MandiriHasil hitung cepat pilpres turut mendongkrak indeks. Indeks juga terdorong kondisi ekonomi Indonesia yang baik. Inflasi di bawah 7% dan neraca perdagangan surplus. Indeks mencerminkan faktor fundamental dan kepercayaan. Akhirnya, kepercayaan terhadap pasar modal bertambah. Saya memprediksi, IHSG di akhir 2014 pada rentang 5.400 sampai 5.600. Di tahun depan, IHSG bisa saja menanjak lagi, sejauh pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga.- Jeff Tan,Analis Sinarmas SekuritasKenaikan IHSG ikut didukung masuknya dana asing. Namun, penguatan ini belum tentu berlanjut. Kita perlu menunggu pengumuman presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli nanti. Apalagi, valuasi IHSG saat ini sudah mahal. Namun kejelasan terkait presiden terpilih dan pembentukan kabinet setelah itu bisa menjadi katalis positif terhadap IHSG. Pasar modal pun menginginkan perubahan struktural yang baru di pemerintahan.- John Daniel Rachmat,Kepala Riset Mandiri SekuritasDengan hasil mayoritas quick count memenangkan Jokowi, optimistis IHSG naik hingga 5.200 di akhir Juli. Tapi masih rentan koreksi pada September dan Oktober. Selain neraca perdagangan yang masih rentan, dari luar, ada sentimen pemilihan sela di AS. Jika Partai Republik memenangkan kursi di DPR, akan ada perselisihan antara Presiden AS dan Senator. Hal ini dapat mempengaruhi pasar modal di AS dan berdampak ke pasar modal dunia, termasuk Indonesia.- Harry Su,Kepala Riset Bahana SecuritiesBerdasarkan hasil quick count yang paling banyak dan kredibel, serta melihat optimisme pasar, saya memprediksi IHSG di level 5.300 hingga akhir tahun. Tapi kondisi ekonomi Indonesia tahun ini sangat ketat. Harga minyak dunia terus meningkat dan impor minyak semakin tinggi. Kami memperkirakan BI rate akan naik 0,25 basis poin menjadi 7,75% pada kuartal empat tahun ini. Dampaknya, pertumbuhan PDB Indonesia akan menurun ke 5,2%, meski tahun depan berpotensi naik di 5,5%- Arman Boy Manullang,Pengamat Pasar ModalLaju IHSG masih mengikuti perkembangan hasil pilpres. Dari sudut pandang asing, gonjang-ganjing yang kini terjadi hanya masalah kecil, yang relatif tak berpengaruh pada pengambilan keputusan. Bagi asing, hampir dipastikan Jokowi menjadi presiden. Jika kondisi pasca pilpres damai dan hasilnya Jokowi menjadi presiden, kemungkinan IHSG terdorong hingga 6.000 di akhir tahun ini. Tahun depan, pasar saham dukung kebangkitan harga komoditas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News