KONTAN.CO.ID - Pemerintah menargetkan proyek Palapa Ring paket Barat dan Tengah beroperasi di tahun 2018. Sedangkan, proyek Palapa Ring paket Timur ditargetkan beroperasi pada 2019. Dengan demikian, dua tahun mendatang, semua Palapa Ring sudah aktif beroperasi. Palapa Ring sendiri merupakan proyek prioritas pemerintah yang nantinya bakal menghubungkan seluruh ibu kota kabupatan/ kota dengan kabel optik, terutama untuk daerah yang saat ini belum dijamah fasilitas internet berkecepatan tinggi. Menteri Komunikasi dan Informatika (Mekominfo) Rudiantara menyampaikan, saat ini proses pengerjaan Palapa Ring paket Barat telah mencapai 74%, Palapa Ring paket Tengah mencapai 26% dan Palapa Ring paket Timur sudah 17% pengerjaan.
Pada awal Agustus lalu, penggelaran kabel serat optik laut batch 1 di Palapa Ring paket Barat telah dilakulan, dengan total panjang kabel kurang lebih 1.242 kilometer (km). Proyek tersebut meliputi segmen Tanjung Bembam Batam-Tarempa (sepanjang 369 km), Tarempa-Ranai (322 km), Ranai-Singkawang (352 km) dan segmen Sekanah Daik Lingga-UQJ Bintan Tanjung Bembam (199 km). Awal September 2017, penggelaran kabel serat optik laut batch 2 di Palapa Ring paket Barat bakal mulai dikerjakan. Segmen yang akan dikerjakan meliputi Batam- Karimun- Tebing Tinggi- Bengkalis- Siak serta segmen Daik Lingga- KualaTungkal. "Palapa Ring Barat itu targetnya Februari 2018. Tapi kami upayakan maju beberapa bulan. Jadi akhir 2017 semoga sudah bisa beroperasi," kata Rudiantara saat rapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di kawasan parlemen, Senin (28/8). Ia mengakui pengerjaan Palapa Ring paket Barat memang lebih cepat dibandingkan paket Tengah dan Timur. Pasalnya, lelang tender Palapa Ring Barat lebih dulu dibanding Palapa Ring Tengah dan Timur. Di samping itu, kendala yang dihadapi relatif mudah dibandingkan Palapa Ring paket Timur. "Di bagian Timur, kami terkendala infrastruktur dan pembebasan tanah adat. Apalagi di Papua dan Papua Barat. Dua wilayah itu yang tersulit," ungkapnya. Sama halnya dengan kendala di wilayah perbatasan dan perbukitan. Untuk mengatasi kendala tersebut, Rudiantara menjelaskan, saat ini pihak pengadaan proyek bisa menggarap penggelaran kabel serat optik lewat proyek infrastruktur yang sudah jadi. Rencananya kabel serat optik tersebut akan digelar di jalan paralel perbatasan. "Istilahnya, dimana Pak Basuki bangun jalan, di situ kami nebeng menanam kabel serat optik, agar efisien," terangnya. Ia pun menuturkan, proyek Palapa Ring selama ini berusaha menyasar titik-titik yang dekat dengan pantai agar tidak terkendala oleh perijinan lahan dan sebagainya. Wilayah pantai dinilai relatif mudah untuk menggarap penggelaran kabel serat optik. Soal pendanaan proyek Palapa Ring, Rudiantara menjelaskan, 20% pendanaan didapatkan dari APBN dan 80% dari
loan perbankan. "Saat ini yang memegang konsorsium terbesar ada di BNI, sekitar 60%, selebihnya di ICBC sekitar 25%, Bank Papua dan beberapa bank lain," ujarnya.
Pembiayaan proyek menggunakan skema
availibility payment (AP) dengan kontrak proyek 15 tahun. Proyek Palapa Ring paket Barat diperkiran menelan dana AP sebesar Rp 3,48 triliun, sedangkan Palapa Ring Tengah sebanyak Rp 3,5 triliun dan Palapa Ring Timur sebanyak Rp 14,06 triliun. Anggota Komisi I DPR RI asal Fraksi PDI-P, Andreas Pareira mengapresiasi upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan proyek Palapa Ring ini. Ia berharap pada tahun 2019, Indonesia sudah bisa terkoneksi internet secara luas. "Yang penting pemerintah harus
keep on the track saja. Sesuai dengan perencanaan awal dan fokus. Yang paling penting, dalam pendanaan via
loan, peran bank lokal harus diprioritaskan. Jangan sampai porsi bank asing lebih banyak," tukasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie