KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemenangan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) digadang-gadang bakal menarik dana asing masuk ke Indonesia. Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan, Partai Demokrat yang merupakan partai asal Joe Biden memprioritaskan belanja infrastruktur yang artinya belanja pemerintah AS bakal lebih boros dibanding partai Republik. Hal ini yang akan mendorong masuknya dana asing ke
emerging markets, salah satunya Indonesia. Arus masuk
(inflow) dana asing ke obligasi maupun saham Indonesia juga sudah terlihat cukup deras sejak muncul tanda-tanda kemenangan Joe Biden. Kondisi ini terefleksi dalam penguatan rupiah, yang paling tajam dibandingkan mata uang
emerging markets lainnya. Juga terefleksi dalam penurunan
credit default swap (CDS).
Adapun nilai kurs tengah rupiah menurut Bank Indonesia (BI) saat ini sebesar Rp 14.172, sementara CDS 5 tahun Indonesia menurut data World Government Bonds tercatat sebesar 171,81. "Ini katalis positif juga untuk komoditas yang menjadi
driver ekonomi Indonesia seperti nikel dan tembaga," kata Janson, Senin (9/11).
Baca Juga: Pemilu AS & data PDB Indonesia sudah lewat, ini saham pilihan Mirae Asset Sekuritas Kemenangan Demokrat yang lebih memprioritaskan energi bersih akan membuat permintaan terhadap nikel dan tembaga akan melonjak dan membuat emiten nikel seperti PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) akan diuntungkan. Kemenangan Demokrat juga akan menyebabkan rupiah yang paling terapresiasi tajam. Alhasil, emiten yang bahan bakunya 60% impor akan tertolong, seperti PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) dan retail seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA). "
ERAA,
KLBF,
INCO, dan
ANTM juga melaporkan
earnings growth yang positif selama kuartal tiga, suatu pencapaian yang luar biasa di tengah ekonomi Indonesia yang sedang resesi," ungkap Janson. Dia juga mengatakan penguatan kurs rupiah akan menguntungkan sektor barang konsumsi karena daya beli sedikit terangkat dan sektor perbankan.
Baca Juga: Kenaikan IHSG makin tipis satu jam menjelang akhir perdagangan sesi I Dus, Janson merekomendasikan
buy on weakness ketika IHSG menguji
support 5.080, saat level
confidence asing sudah mulai terangkat. Saham pilihan Janson antara lain:
- EXCL beli di harga Rp 2.100 dengan target harga Rp 2.900
- TLKM beli di harga Rp 2.800 dengan target harga Rp 3.500
- ASII beli di harga Rp 5.100 dengan target harga Rp 6.500
- ERAA beli di harga Rp 1.650 dengan target harga Rp 2.200.
- ICBP beli di harga Rp 9.750 dengan target harga Rp 12.000
- BBRI beli di harga Rp 3.200 dengan target harga Rp 4.000
- BBNI beli di harga Rp 4.700 dengan target harga Rp 6.000
- BBCA beli di harga Rp 28.000 dengan target harga Rp 35.000
- INCO beli di harga Rp 3.900 dengan target harga Rp 5.000
- AALI beli di harga Rp 10.500 dengan target Rp 13.000
Baca Juga: Jelang siang, rupiah terus menguat ke level Rp 14.119 per dolar AS Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati