KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG berhasil menunjukkan penguatan hingga perdagangan akhir pekan lalu. Namun analis memprediksi laju IHSG akan lebih besat di awal pekan depan. Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji memprediksi, pada Senin (18/3) pekan depan, pasar saham akan mengakhiri reli penguatan selama tiga hari terakhir. Dus, IHSG berpeluang melemah di kisaran 6.387,12 - 6.526,23. Sentimen yang mungkin memengaruhi IHSG pada Senin terkait dengan minimnya sentimen positif dari domestik.
"Sementara itu, ketika terjadi reli penguatan maka potensi terjadinya aksi profit taking juga terbuka lebar," ujar Nafan akhir pekan lalu. Senada, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih juga memprediksi IHSG berpeluang akan merosot dengan kisaran 6.412-6.490. Alfatih menyebut, pergerakan IHSG, pada Senin (18/3), dipengaruhi faktor sentimen regional terkait persaingan Dagang dan Keputusan BI terkait suku bunga dan giro wajib minimum. "Kemungkinan mulai mempengaruhi indeks dalam beberapa hari di awal minggu," kata Alfatih. Pada perdagangan akhir pekan lalu sendiri, Alfatih berpendapat, sentimen internal berhasil menguatkan IHSG. "Berupa dirilisnya data neraca perdagangan yang surplus sebesar US$ 330 juta, jauh di atas konsensus yang memperkirakan defisit US$ 800 juta, namun
inline dengan ekspektasi ekonom Samuel Sekuritas," jelas Alfatih. Sementara Nafan Aji berpendapat, stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan memberikan katalis positif bagi stabilitas pergerakan IHSG. "Apalagi The Fitch telah mempertahankan rating BBB untuk Indonesia dengan outlook stabil. Dengan demikian, maka stabilitas fundamental makroekonomi domestik begitu penting dalam rangka menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Nafan menambahkan, neraca perdagangan per Februari yang mencatatkan surplus sebesar US$ 330 juta juga mendukung sentimen positif bagi IHSG. Di samping sentimen internal, sentimen eksternal juga turut mewarnai IHSG hari ini. Selain soal meredanya sentimen perang dagang AS-Tiongkok, hasil penyelenggaraan voting parlemen Inggris terkait dengan perpanjangan
deadline Brexit yang diloloskan oleh parlemen diyakini akan memberikan sentimen positif bagi para pelaku pasar global. "Hal tersebut tentunya memberikan harapan bagi para pelaku investor global bahwa perundingan Brexit antara pemerintah Inggris dengan Uni Eropa masih terbuka lebar," imbuh Nafan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi