Simak Prediksi Pergerakan Rupiah, Kamis (6/7)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot melemah 0,15% menuju level harga Rp 15.018 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (5/7).

Rupiah melemah akibat terseret sentimen perlambatan ekonomi China dan kehawatiran terhadap prospek suku bunga Fed.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, rupiah melemah setelah indikator kinerja jasa di China yaitu Caixin China PMI Services, tercatat turun lebih dalam melebihi ekspektasi. Caixin China PMI Services turun menjadi 53,9 dari 57,1, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi, 56,2.


“Penurunan ini menandakan potensi pelemahan perekonomian China dan permintaan domestiknya,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (5/7).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Naik Tipis 0,03% ke Rp 15.013 Per Dolar AS Pada Rabu (5/7)

Josua menjelaskan, sentimen tersebut kemudian menyebar ke pasar Asia. Pada akhirnya, pelemahan ekonomi China mendorong pelemahan nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengamati, terkoreksinya rupiah seiring dengan penguatan dolar pasca libur Hari Kemerdekaan kemarin. Selain itu, sikap investor yang melakukan pembelian dolar jelang FOMC minutes dini hari nanti menjadi faktor utamanya.

The Fed dikabarkan akan memberikan risalah dari pertemuan Fed di Juni lalu, dengan memberikan kesimpulan terkait alasan tidak menaikkan suku bunga, serta menyampaikan bagaimana potensi pertemuan selanjutnya.

“Ini yang menjadi penggerak utama rupiah yang sempat melemah menembus level 15.033, namun rupiah mampu memangkas pelemahan,” ujar Nanang kepada Kontan.co.id, Rabu (5/7).

Nanang menyebut, keberhasilan rupiah memangkas pelemahan karena investor mencermati beberapa data ekonomi AS yang cenderung kurang kondusif di sektor manufaktur. Dimana, data ISM manufaktur AS pada Senin (3/7) lalu masih mengalami kontraksi dengan berada di 46 poin indeks. Selain itu, data lainnya diperkirakan akan mengalami hal yang sama, kecuali data ketenagakerjaan yang masih moderat.

Investor akan terfokus data Non Farm Payroll (NFP) di pekan ini, lalu data inflasi untuk pekan depan. Dua data penting yang menjadi acuan bagi Bank Sentral AS dalam menentukan sikapnya soal suku bunga pada pertemuan pada 25 - 26 Juli mendatang.

“Dengan tidak mengesampingkan bagaimana kabar mengenai perlambatan ekonomi China, sehingga dapat memicu investor pun memilih untuk bermain atau mencari instrumen yang aman,” imbuh Nanang.

Nanang melihat, saat ini ruang penguatan rupiah nampaknya bisa terjadi dengan mencoba kembali berada di bawah 15.000, dimana ruang pelemahan masih tertahan pada resisten 15.035. Waspadai penutupan di atas 15.035 karena bakal mengerek rupiah bisa ke 15.070.

Sebaliknya, potensi pelemahan masih teruji pada support 14.985, dimana penembusan area tersebut ada potensi menguat ke 14.950.

Menurut Nanang, pasar kemungkinan akan bereaksi terhadap hasil dari notulen Fed dini hari nanti. Bila ada kecenderungan dovish, maka ruang pelemahan dolar AS bisa terjadi. Ditambah lagi, pasar pun akan mencermati serangkaian data penting di Kamis malam dari AS baik itu data Jasa PMI, klaim pengangguran yang diproyeksikan kurang baik.

“Sehingga pasar pun akan melakukan antisipasi di sesi pagi dan siang harinya,” jelas Nanang.

Dari internal, sentimen yang akan mempengaruhi rupiah adalah faktor arus modal yang ada, baik aliran dana masuk (inflow) ataupun aliran dana keluar  (outflow). Nanang memperkirakan, rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.950 per dolar AS – Rp 15.040 per dolar AS di perdagangan kamis (6/7).

Sementara, Josua melihat rupiah pada esok hari berpotensi mengalami pelemahan. Hal itu terutama akibat potensi penguatan data AS seperti factory orders dan durable goods order yang akan mendorong penguatan dolar AS. Josua memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 15.000 per dolar AS – Rp 15.100 per dolar AS di Kamis (6/7).

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,15% ke Rp 15.018 Per Dolar AS Pada Rabu (5/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat