Simak prospek bisnis operator telekomunikasi di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) menjadi pemenang dalam seleksi lelang pita frekuensi radio 2,3 Ghz yang digadang-gadang dapat dimanfaatkan untuk jaringan 5G. Telkomsel memperoleh dua blok (A dan C), sedangkan Smartfren hanya mendapatkan satu blok (blok B) dengan harga lelang Rp 176,9 miliar per blok.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad mengatakan, apabila hasil lelang frekuensi kali ini tidak dibatalkan lagi oleh pemerintah, maka hal ini akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan operator telekomunikasi secara jangka panjang. "Pasalnya, penyesuaian frekuensi dengan perangkat yang dapat memanfaatkan teknologi 5G akan memakan waktu yang tidak sebentar," kata As'ad saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (26/4).

As'ad juga menilai, dampak positif dari lelang frekuensi 2,3 Ghz seharusnya tidak hanya dirasakan oleh para pemenang lelang, tetapi juga operator lainnya. Mengingat, UU Cipta Kerja dan PP No. 46 tahun 2021 memungkinkan operator telekomunikasi untuk berbagi spektrum pada implementasi jaringan teknologi baru.


Bernada serupa, Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya juga mengatakan, lelang frekuensi ini bisa berdampak positif bagi kinerja para operator dalam jangka panjang. Alasannya, penggunaan frekuensi tersebut dapat menunjang jaringan 5G yang saat ini tengah dipersiapkan oleh masing-masing emiten operator seluler.

Baca Juga: Gagal di Lelang 2,3 GHz, Xl Axiata (EXCL) Fokus Kembangkan Frekuensi Sendiri

Tak hanya itu, dengan tambahan frekuensi tersebut, para operator seluler juga bisa meningkatkan kualitas jaringannya saat ini. "Kalau dilihat dari prospek saat ini, operator seluler memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan kinerjanya seiring dengan kebutuhan internet yang semakin meningkat," ucap Anissa.

Terlebih lagi, larangan mudik di momen Lebaran tahun ini diprediksi akan mendorong konsumsi internet di masyarakat. Di samping itu, menurut Anissa trafik data di bulan Ramadhan umumnya mengalami peningkatan sehingga hal ini akan berefek positif untuk kinerja emiten di kuartal II-2021.

Meski ada sejumlah sentimen positif, Anissa menyampaikan bahwa pergerakan saham keempat emiten operator telekomunikasi saat ini turut dipengaruhi oleh sentimen global. Meskipun begitu, ia tetap memasukkan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dalam pilihan sahamnya dengan target harga TLKM di Rp 4.000 dan EXCL Rp 3.250 per saham.

As'ad menambahkan, sektor telekomunikasi saat ini memang sedang minim katalis. Selain hasil lelang frekuensi 5G, aksi merger and acquisitions (M&A) dinilai dapat menjadi sentimen positif karena akan membuat persaingan harga antar-operator telekomunikasi jadi lebih sehat. Sama seperti Anissa, As'ad juga merekomendasikan TLKM dan EXCL karena valuasi sahamnya sudah murah dengan target yang masih  dalam proses kajian.

Selanjutnya: Strategi Tiga Operator Masuk ke 5G

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .