KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) kedepan diperkirakan makin membara setelah mengakuisisi saham PT Kideco Jaya Agung. INDY mengakuisisi 45% kepemilikan saham Kideco senilai US$ 677,5 juta. Aksi ini menambah kepemilikan INDY di Kideco menjadi 91%. Sebelumnya emiten tambang ini memiliki sebanyak 46% saham Kideco melalui anak usahanya Indika Inti Corporindo. Dengan bertambahnya kepemilikan saham menjadi 91% maka berarti INDY hampir secara keseluruhan langsung memiliki saham Kideco. Akses luas yang dimiliki INDY atas Kideco ini tentu membuat prospek INDY ke depan semakin baik.
Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan, INDY akan diuntungkan setelah penambahan kepemilikan pada Kideco. Kideco merupakan produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia. Selain itu, Kideco juga menjadi salah satu perusahaan produksi batubara dengan biaya terendah. "Jika harga batubara naik dan dia punya persediaan yang cukup buat jualan, maka
good prospect buat INDY," kata Reza. Senada, Willinoy Sitorus Analis Trimegah Sekuritas juga mengatakan aksi akuisisi tersebut mengimplikasikan PE 5,3 kali pada 2017 yang murah. "Dengan konsolidasi penuh, INDY mungkin merupakan saham batubara termurah di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," kata Willinoy dalam riset 25 September 2017. Sebelumnya, INDY menerbitkan obligasi senilai US$ 575 juta dengan bunga 5,87% untuk membiayai akuisisi. Secara kinerja, Reza mengatakan dengan membaiknya harga batu bara membuat kinerja INDY terangkat. Hingga periode 30 Juni 2017, pendapatan INDY naik 27,03% secara
year-on-year (yoy) menjadi US$ 453,03 juta dari US$ 356,63 juta. "Kondisi ini memperlihatkan mulai membaiknya kinerja keuangan INDY sejalan dengan membaiknya harga batubara," kata Reza. Senada, Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, INDY melakukan akuisisi di momentum yang tepat saat harga batubara sedang tinggi. Namun, William mengatakan, risiko bagi kinerja INDY tetap ada. "Harga batubara sekarang sudah mulai terlihat belum mampu melampaui ketinggian harga sebelumnya, bahkan saat ini dalam keadaaan konsolidasi cenderung turun," kata William, Selasa (14/11).
Tercatat pada akhir pekan lalu (10/11), harga batubara kontrak pengiriman Januari 2018 di ICE Futures melemah 0,47% jadi US$ 95,15 per metrik ton. Bila dihitung dalam sepekan terakhir, harganya sudah menukik 2,06%. Menurut William harga batubara yang menurun tentu akan mempengaruhi kinerja INDY. William berpendapat, harga saham INDY sudah naik terlalu tinggi. Makanya, William merekomendasikan
sell on strength saham INDY hingga akhir tahun. "Kita lihat kembali prosepek setelah melewati kuartal I 2018 akan seperti apa," kata William. Sementara itu, Reza merekomendasikan
buy dengan target harga Rp 3.450 per saham. Dengan kepemilikan INDY di Kideco yang mencapai 91%, Willinoy memprediksikan pendapatan INDY di 2018 mencapai US$ 2,6 miliar dengan laba bersih mencapai US$ 167 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati