KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN) akan segera melebur dengan PT XL Axiata Tbk (
EXCL). Pasca merger dengan EXCL, FREN akan hengkang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau delisting, dan waran seri III Smartfren Telecom Tbk (FREN-W2) bakal dihapus. Corporate Secretary Smartfren Telecom, James Wewengkang mengatakan, peraturan mengenai Waran Seri III sudah sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam prospektus penawaran umum terbatas (PUT) IV FREN yang diterbitkan April 2021 lalu. Waran Seri III diterbitkan oleh FREN sewaktu melakukan hak memesan terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue pada tahun 2021 dan diberikan cuma-cuma kepada pemegang saham. Saat itu, FREN melakukan penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 5,81 miliar saham biasa atas nama seri C dengan nominal Rp100. Harga pelaksanaan dari
rights issue ini ada pada Rp120 per saham.
Baca Juga: FREN Akan Delisting, Begini Nasib Brand Smartfren Pasca Merger Dengan XL Axiata Melansir prospektus warannya, setiap pemegang 52 saham lama mendapatkan hak untuk 1
rights issue, dan setiap satu
rights issue akan mendapatkan satu saham baru di harga penawaran tersebut. Selain melakukan
rights issue, FREN juga menerbitkan maksimal 91,88 miliar waran seri III, yang akan menyertai saham hasil HMETD. Pada setiap lima saham, melekat 79 waran yang diberikan sebagai insentif secara cuma-cuma kepada pemegang saham yang melaksanakan haknya. Waran seri III ini memiliki nilai nominal Rp100, dengan harga pelaksanaan yang sama. Masa berlaku pada 28 Oktober 2021 hingga 27 April 2026. Setiap satu waran seri III, berhak membeli satu saham baru perusahaan. "Sesuai dengan ketentuan Waran itu, kalau memang kita merger pemegang waran itu diberikan waktu tiga bulan setelah kita melakukan pengumuman, yaitu pada tanggal 11 Desember kemarin," ujarnya saat ditemui usai Public Expose FREN, Jumat (20/12).
Baca Juga: Merger EXCL-FREN Bikin Hemat Beban Hingga US$ 400 Juta, Lonjakan Margin Baru di 2027 Pemegang Waran Seri III tidak akan difasilitasi untuk mengkonversi kepemilikannya menjadi saham dari perusahaan gabungan EXCL-FREN, yaitu XL Smart. Pemegang waran dapat terlebih dahulu melakukan konversi warannya menjadi saham FREN, yang nantinya akan dikonversi lagi menjadi saham EXCL. "Kalau mau jadi pemegang saham EXCL, harus konversi warannya menjadi saham FREN. Jadi dia akan mempunyai saham FREN, yang akan menjadi saham EXCL," tuturnya. Sebelumnya, manajemen Smartfren telah menjelaskan perseroan menyiapkan dua opsi bagi pemegang saham publik FREN. Yakni, mengikuti konversi saham atau dibeli oleh entitas merger EXCL-FREN seharga Rp 25 per saham. Direktur Keuangan Smartfren Telecom Antony Susilo menjelaskan bagi pemegang saham FREN yang memilih konversi ke saham EXCL dengan rasio 1 saham FREN untuk 0,011 saham EXCL. "Secara sederhana, setiap pemegang 94 saham FREN akan mendapatkan satu saham EXCL," jelasnya dalam konferensi pers di kantor Smartfren, Kamis (12/12) lalu.
Baca Juga: Segera Delisting Pasca Merger, Begini Tawaran Smartfreen (FREN) ke Pemegang Saham Antony menilai investor yang melakukan konversi saham bisa mendapatkan beberapa keuntungan. Salah satunya, potensi
capital gain dari peluang kenaikan harga saham EXCL. "Kalau tidak mengikuti konversi, saham FREN akan dibeli di harga Rp 25. Demikian kalau ada pemegang saham EXCL yang tidak setuju dengan merger akan dibeli di Rp 2.350," ucap dia. Terkait
outlook FREN 2025, Presiden Direktur Perseroan, Merza Fachys mengatakan hitungan pertumbuhan kinerja dan anggaran belanja modal (capital expenditure) akan dilakukan setelah proses merger selesai. Langkah merger ini juga diakui menjadi salah satu strategi perusahaan dalam meningkatkan kinerja 2025. "Kami akan fokus dulu ke merger. Untuk kinerja 2024, ditunggu saja sebentar lagi keluar," paparnya saat ditemui usai Public Expose FREN, Jumat (20/12). Per September 2024, rugi bersih entitas Grup Sinarmas ini mencapai Rp 599,63 miliar per September 2023. Secara persentase pos ini membengkak 68,05% secara tahunan atau Year on Year (YoY). Dari sisi top line, pendapatan usaha Smartfren mengalami penurunan sebesar 1% secara tahunan menjadi Rp 8,54 triliun hingga kuartal III-2024. Pada periode yang sama di 2023, pendapatan usaha FREN mencapai Rp 8,62 triliun.
Baca Juga: Smartfren Bakal Delisting Pasca Merger, Bagaimana Nasib Pemegang Saham FREN? Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, kinerja FREN yang masih tertekan per kuartal III 2024 menandakan kinerja perusahaan telekomunikasi ini masih belum baik. Terkait kerugian kerugian konversi Waran Seri III, hal itu sudah menjadi risiko dari para investor. "Ini merupakan suatu risiko yang harus dihadapi oleh para investor. Mereka seharusnya sudah bersiap ketika portofolio miliknya mengalami fluktuasi di pasar akibat sejumlah sentimen," ujarnya kepada Kontan, Jumat (20/12).
Melansir RTI, saham FREN saat ini berhenti di level Rp 23 per saham. Kinerjanya sudah turun 54% secara
year to date (YTD) dan 86,06% sejak lima tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli