Simak prospek obligasi di tahun pemilu 2014



JAKARTA. Tahun depan, pasar modal akan didera isu pemilihan umum. Bagaimana prospek pasar obligasi, apakah para emiten tetap akan memilih surat utang sebagai metode penjaringan dana?

Ronald T Andi Kasim, Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) berpendapat, momen pemilihan umum (pemilu) tahun 2014 tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pasar modal.

Adanya kebutuhan ekspansi akan membuat sejumlah perusahaan tetap akan mengeluarkan obligasi. "BI Rate dan inflasi akan relatif stabil tahun depan," ujarnya beberapa waktu lalu.


Jika kondisi ekonomi global sesuai espektasi, maka kata Ronald, pasar obligasi di dalam negeri tetap akan bergairah. Dari sisi emiten memang tidak masalah. Namun, dari sisi investor menjadi salah satu yang sulit diprediksi.

Persepsi investor terhadap kondisi pasar ketika pemilu bervariasi.  Ada yang memandang pemilu bisa memicu pertumbuhan ekonomi karena kegiatan ekonomi kian ramai. Tetapi, tidak sedikit yang berpendapat bahwa pemilu berpotensi menimbulkan ketidakpastian.

Hal itu tentu akan mempengaruhi keputusan investasi para pemodal. Oleh karena itu, Ronald memperkirakan jumlah penerbitan obligasi tahun depan akan ada di kisaran Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun,

Itu merupakan target moderat. Target itu dibuat berdasarkan asumsi sejumlah penerbitan obligasi yang mundur dari tahun ini dan adanya obligasi yang akan jatuh tempo.

Menurut Ronald, ada sekitar tujuh hingga delapan emiten yang tidak jadi menerbitkan obligasi tahun ini dan berencana terbit tahun depan. Nilainya berkisar Rp 13 triliun-Rp 15 triliun.

Sementara, obligasi yang akan jatuh tempo nilainya mencapai Rp 34,03 triliun. "Ditambah obligasi baru, ya diperkirakan nilai emisi tahun depan sekitar Rp 60 triliun," jelas Ronald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri