JAKARTA. Tahun depan, pasar modal akan didera isu pemilihan umum. Bagaimana prospek pasar obligasi, apakah para emiten tetap akan memilih surat utang sebagai metode penjaringan dana? Ronald T Andi Kasim, Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) berpendapat, momen pemilihan umum (pemilu) tahun 2014 tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pasar modal. Adanya kebutuhan ekspansi akan membuat sejumlah perusahaan tetap akan mengeluarkan obligasi. "BI Rate dan inflasi akan relatif stabil tahun depan," ujarnya beberapa waktu lalu.
Jika kondisi ekonomi global sesuai espektasi, maka kata Ronald, pasar obligasi di dalam negeri tetap akan bergairah. Dari sisi emiten memang tidak masalah. Namun, dari sisi investor menjadi salah satu yang sulit diprediksi. Persepsi investor terhadap kondisi pasar ketika pemilu bervariasi. Ada yang memandang pemilu bisa memicu pertumbuhan ekonomi karena kegiatan ekonomi kian ramai. Tetapi, tidak sedikit yang berpendapat bahwa pemilu berpotensi menimbulkan ketidakpastian. Hal itu tentu akan mempengaruhi keputusan investasi para pemodal. Oleh karena itu, Ronald memperkirakan jumlah penerbitan obligasi tahun depan akan ada di kisaran Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun,