Simak prospek saham Adaro Energy (ADRO) sambil menunggu kepastian aksi korporasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO, anggota indeks Kompas100) diprediksi akan semakin manis jika rencana divestasi aset memiliki tujuan yang jelas. Selain itu, rencana emiten untuk menerbitkan surat utang juga bisa menambah sentimen positif bagi kinerja perusahaan di sisa 2019. 

Sebagai informasi, ADRO dikabarkan bakal menjual asetnya di level anak usaha di Sumatera. Saat ini, operasional pertambangan ADRO dijalani oleh beberapa anak usahanya, seperti PT Mustika Indah Permai (MIP) dan PT Bukit Enim Energi (BEE) yang keduanya mengantongi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUPOP) di Sumatera.

Baca Juga: Kinerja emiten tambang pelat merah di semester I-2019 tumbuh, ini rekomendasi analis


Selain itu, emiten juga dikabarkan bakal merilis surat utang, dan sudah dibenarkan oleh Manajemen ADRO bahwa perusahaan memiliki rencana untuk menerbitkan emisi obligasi.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, secara year to date (ytd) saham ADRO tercatat masih tumbuh 4,53%. Selain itu, sepanjang semester I-2019 kinerja emiten masih terus tumbuh di tengah terpaan naik turunnya harga komoditas, khususnya harga batubara yang cenderung dalam tren penurunan.

"Terkait penerbitan surat utang dan jual aset perusahaan, artinya emiten akan dapat dana segar," jelas Sukarno kepada Kontan, Rabu (2/10).

Menurutnya, penggunaan dana segar yang bakal diperoleh ADRO ke depan perlu menjadi perhatian. Jika dana digunakan untuk melakukan strategi bisnis yang lebih baik lagi ke depan, jelas itu akan berdampak positif bagi perusahaan.

Baca Juga: DPK melandai, perbankan berbondong terbitkan surat utang

Selain itu, perlu diperhatikan apakah aset yang dijual nantinya merupakan aset yang bisa menghasilkan, atau bahkan menjadi beban perusahaan. Semisal aset tersebut merupakan beban, dalam artian tidak terlalu maksimal dalam menciptakan laba, Sukarno menilai penjualan aset justru bisa menjadi sentimen positif.

Untuk itu, menunggu kejelasan dari perusahaan terkait rencana tersebut Sukarno merekomendasikan investor untuk wait and see terlebih dulu. Selain itu, dia melihat kemungkinan harga saham ADRO bisa lanjut turun karena sudah sempat naik signifikan pasca rilis laporan keuangan yang positif.

Sukarno menyarankan hold saham ADRO dengan target harga akhir tahun Rp 1.350 per saham.  Berdasarkan RTI, saham ADRO pada perdagangan Rabu (2/10) terparkir di zona merah pada level Rp 1.270 atau koreksi sebanyak 3,79%.

Baca Juga: Program B30 berlaku mulai tahun depan, begini rencana emiten CPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi