Simak Prospek Saham Bank BTN (BBTN) dari Dua Analis Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melesat 11,58% ke Rp 1.735 per saham pada perdagangan Jumat pekan lalu (28/1/). Lompatan harga yang sangat jarang terjadi bagi BBTN. 

Total transaksi saham BBTN pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 95,56 miliar yang diikuti aksi beli investor asing dengan net buy sebesar Rp 2,2 miliar. Dalam sebulan terakhir, investor asing memborong saham BBTN dengan net buy Rp 17,6 miliar. Pergerakan investor asing ini mendorong investor domestik lokal untuk mulai akumulasi BBTN.

Kenaikan harga saham BBTN di akhir pekan lalu itu tersengat pergerakan saham bank pelat merah lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 4,17% dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 1,32%. Kedua bank pelat merah tersebut terdorong sentimen positif laporan keuangan full year 2021 yang cemerlang.


BBNI mencatatkan laba bersih Rp 10,89 triliun pada 2021, naik lebih dari 3 kali lipat dibandingkan dengan 2020. Sementara Bank Mandiri meraih laba bersih sebesar Rp 28,03 triliun pada 2021, tumbuh 66,8% dibanding tahun sebelumnya. Adapun BBTN baru akan mengeluarkan laporan keuangan dalam waktu dekat, yakni sekitar tanggal 8 Februari 2022.

Baca Juga: Begini Target Kredit, DPK, dan NIM BTN Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada berpendapat, kenaikan saham BBTN di akhir pekan lalu tersebut terkerek laporan keuangan cemerlang bank pelat merah lainnya, yakni BBNI dan BMRI. Pasar berekspektasi kinerja keuangan BBTN akan inline dengan kedua bank tersebut.

"Jika kita lihat memang industrinya juga sudah mulai membaik. Selain itu kinerja bank-bank beberapa hari belakangan sangat baik, mulai dari BCA, BNI, Mandiri. Hal ini membuat pelalu pasar kemarin juga optimistus kinerja BTN akan baik seperti bank-bank tersebut, sehingga mereka masuk ke saham BTN," terang Reza dalam keterangannya, Senin (31/1). 

Sementara itu dari sisi harga, Reza juga menganggap saham BTN sudah tergolong murah, dibandingkan harga saham lainnya. Jadi, BBTN punya dua mesin penggerak harga, yakni kinerja cemerlang dan valuasi yang kelewat murah. Di kalangan analis fundamental, BBTN masuk kategori emiten dengan fundamental sangat baik tapi salah harga.  

Seperti diketahui valuasi saham BBTN masih yang termurah di antara 4 bank BUMN lainnya. Price to book value BBTN masih di level 0,89 kali, dibandingkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di 2,27 kali, Mandiri di 1,82 kali, dan BNI di 1,13 kali.  “Dengan ekspetasi kinerja BTN yang baik, sahamnya juga masih tergolong murah,” ujarnya.

Sementara dalam keterangan terpisah, Analis Fundamental  PT Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan, pada dasarnya valuasi BBTN masih sangat menarik.

“Secara valuasi berdasarkan PBV, kami menilai harga intrinsik BBTN saat ini di level 2642. Sedangkan berdasarkan DCF (discounted cash flow), kami menilai harga intrinsik BBTN saat ini berada di level 2220. Dibandingkan dengan harga saat yang berada di bawah level 1700, maka saham BBTN undervalue,” ujar Raditya. 

Isu ekonomi yang akan mendorong penguatan saham BBTN ke depan adalah perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah untuk sektor properti pada periode Januari-Juni 2022. Insentif ini otomatis akan meningkatkan permintaan terhadap properti.

Selain itu, pemulihan pertumbuhan ekonomi yang positif kami yakini juga menjadi faktor penggerak sektor properti tahun ini. “Apabila Omicron terkendali, maka performa sektor properti tahun ini kami proyeksikan akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya,” ujar Raditya. 

Baca Juga: BTN Catat Volume Transaksi Digital Banking Tumbuh 92% di Sepanjang Tahun 2021

 
BBTN Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat