Simak Proyek Strategis Medco Energi (MEDC) Usai Laba Bersihnya Naik 614%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencetak kinerja yang cemerlang dalam periode sembilan bulan pertama 2022. Emiten milik keluarga Panigoro ini mampu mendongkrak laba bersih hingga 614,4% secara tahunan.

MEDC pun tetap tancap gas memperkuat segmen bisnis minyak dan gas (migas) serta ketenagalistrikan. Ada sejumlah proyek yang menjadi fokus MEDC di bisnis migas dan listrik.

Vice President Corporate Planning & Investor Relations MEDC, Myrta Sri Utami, mengungkapkan MedcoEnergi sedang melakukan pengembangan migas di South Natuna Block B dan Corridor. Per kuartal III-2022 MEDC sudah menggelontorkan belanja modal (capex) senilai US$ 150 juta untuk segmen migas.


Serapan capex MEDC itu terutama dibelanjakan untuk proyek pengembangan di South Natuna Sea Block B Production Sharing Contract (PSC). Di sisi lain, MedcoEnergi sudah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Gas Supply Pte.Ltd. (GSPL) untuk melanjutkan pasokan gas dari PSC Corridor, Sumatra Selatan.

Asal tahu saja, PSC Corridor memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas yang berlokasi onshore. Pengelolaan Blok Corridor akan menghasilkan sinergi dengan operasi MedcoEnergi di Sumatra, dengan kontrak jual beli kepada mitra di Indonesia dan Singapura.

Baca Juga: Laba Bersih Meroket 614%, Berikut Capaian Medco Energi (MEDC) hingga Kuartal III

Di segmen listrik, MEDC menggenjot kapasitas setrum dari energi terbarukan. "Untuk pengembangan ketenagalistrikan ada di proyek PLTS Bali dan Geothermal Ijen," kata Myrta kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12).

Melalui anak usahanya, PT Medco Power Indonesia, MEDC menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali dengan kapasitas 2 x 25 Megawatt peak (MWp). Selain PLTS, MEDC juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) atau Geothermal Ijen berkapasitas 30 MW.

Serapan Capex

Myrta belum membeberkan progres proyek dan serapan investasi dari masing-masing proyek tersebut. Yang pasti, capex MEDC tahun ini difokuskan untuk segmen migas dan listrik.

MEDC mengalokasikan capex sebesar US$ 300 juta. Segmen migas mendapatkan porsi sebanyak US$ 250 juta, sedangkan US$ 50 juta ditujukan untuk proyek ketenagalistrikan.

Hingga kuartal III-2022, realisasi capex MEDC baru mencapai US$ 174 juta atau sekitar 58% dari dana yang dianggarkan sepanjang tahun ini. Terutama diserap untuk proyek pengembangan gas Natuna dan penyelesaian proyek PLTGU Riau dan fasilitas PLTS Sumbawa.

 
MEDC Chart by TradingView

MEDC pun sudah meraih sejumlah capaian proyek migas dan listrik di tahun ini. Meliputi PLTGU Riau berkapasitas 275 MW yang mulai beroperasi pada bulan Februari. Kemudian, PLTS PV Sumbawa dengan kapasitas 26 MWp yang sudah beroperasi pada bulan Juni.

Di segmen migas, MEDC mulai mengoperasikan Lapangan Hiu pada bulan Juni. Selanjutnya, proyek Belida Extension ditargetkan akan mengalirkan gas pertama pada akhir tahun ini.

Dengan capaian itu, MEDC sudah mengerek naik target produksi migas dan penjualan ketenagalistrikan tahun 2022. Panduan produksi gas ditingkatkan dari sebelumnya 155 milion barrel oil equivalent per day (mboepd) menjadi 160 mboepd.

MEDC juga telah meningkatkan proyeksi penjualan ketenagalistrikan dari sebelumnya 3.500 Gigawatt hour (GWh) menjadi 4.000 GWh. "Mencerminkan permintaan yang lebih kuat dan perluasan kapasitas energi terbarukan," imbuh Myrta.

Baca Juga: Harga Migas Masih Tinggi, Cek Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC)

Dalam ikhtisar kinerja kuartal III-2022, produksi migas MEDC tercatat sebesar 161 mboepd atau naik 73% secara tahunan. Sedangkan penjualan ketenagalistrikan mencapai 2.930 GWh, meningkat 46% secara tahunan.

MEDC mencetak pendapatan US$ 1,8 miliar per kuartal III-2022. Melesat 89,11% secara tahunan (year on year/YoY). MEDC pun meraih laba bersih US$ 400,93 juta hingga periode September 2022, meroket 614,4% secara YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari