KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang dua pekan sebelum pemilihan presiden, perdagangan mingguan bursa dari tanggal 25 Maret 2019 sampai 29 Maret 2019 tercatat melambat. Frekuensi transaksi mingguan di periode tersebut mencapai 410.516 dengan nilai rata-rata transaksi mencapai Rp 8,17 triliun. Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang, melihat perlambatan ini sebagai sesuatu yang lumrah. Hal ini terjadi sebagai akibat dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang masih abu-abu hingga 17 April 2019 mendatang. “Pasar masih melihat semua hal, termasuk regulasi dan aturan terkait ekonomi yang tidak akan fix pasca pemilu dihelat,” kata Edwin ketika dihubungi Kontan, Kamis, (4/4). Ketika ditanya mengenai proyeksi bursa pasca pemilu, Edwin menilai kondisi bursa akan mengalami sedikit tekanan bila penantang petahana yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berhasil memenangkan kompetisi pemilu. Tapi kondisi tersebut merupakan hal yang wajar ketika sebuah tampuk kepemimpinan diganti oleh sosok yang baru.
Simak proyeksi analis soal kondisi IHSG pasca pilpres 2019
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang dua pekan sebelum pemilihan presiden, perdagangan mingguan bursa dari tanggal 25 Maret 2019 sampai 29 Maret 2019 tercatat melambat. Frekuensi transaksi mingguan di periode tersebut mencapai 410.516 dengan nilai rata-rata transaksi mencapai Rp 8,17 triliun. Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang, melihat perlambatan ini sebagai sesuatu yang lumrah. Hal ini terjadi sebagai akibat dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang masih abu-abu hingga 17 April 2019 mendatang. “Pasar masih melihat semua hal, termasuk regulasi dan aturan terkait ekonomi yang tidak akan fix pasca pemilu dihelat,” kata Edwin ketika dihubungi Kontan, Kamis, (4/4). Ketika ditanya mengenai proyeksi bursa pasca pemilu, Edwin menilai kondisi bursa akan mengalami sedikit tekanan bila penantang petahana yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berhasil memenangkan kompetisi pemilu. Tapi kondisi tersebut merupakan hal yang wajar ketika sebuah tampuk kepemimpinan diganti oleh sosok yang baru.