KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan energi dan infrastruktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (
DSSA) berusaha memperkuat kinerjanya melalui upaya diversifikasi bisnis usaha. Sejauh ini, emiten grup Sinarmas ini telah melebarkan sayapnya ke bisnis tambang batubara metalurgi dan tambang emas. Bisnis tambang batubara metalurgi dijalani DSSA usai anak usahanya Golden Energy and Resources (GEAR) membeli 3,87 juta saham Stanmore Coal, perusahaan tambang asal Australia, pada Mei 2020. Kala itu, GEAR harus merogoh kocek sebanyak A$ 3,88 juta untuk membeli saham Stanmore Coal dengan harga A$ 1 per saham. Saat ini, kepemilikan saham GEAR di Stanmore Coal tumbuh dari 58,2% menjadi 60,25%.
Direktur Dian Swastatika Sentosa Andrijanto menyampaikan, akuisisi tersebut akan memperkuat portofolio bisnis DSSA, terutama di bidang pertambangan. Apalagi, khusus batubara, komoditas ini diyakini masih akan berperan penting secara jangka panjang seiring permintaan dari sektor ketenagalistrikan di sejumlah negara Asia Tenggara. Permintaan batubara untuk berbagai industri lainnya juga masih cukup tinggi di masa mendatang. Stanmore Coal sendiri memproduksi batubara metalurgi yang termasuk jenis batubara berkalori tinggi dan dapat menghasilkan kokas. Batubara ini biasanya dibutuhkan untuk industri pembuatan baja. Estimasi Andrijanto, Stanmore Coal mampu memproduksi batubara metalurgi sekitar 2,1 juta ton pada tahun 2020. Adapun target produksi di tahun 2021 sedang dalam pembahasan internal dan akan diumumkan oleh Stanmore Coal di Australia pada akhir tahun nanti.
Baca Juga: Dian Swastatika Sentosa (DSSA) kantongi fasilitas pembiayaan hingga Rp 200 miliar “Batubara dari Stanmore Coal akan dijual ke pabrik-pabrik baja di Jepang, Korea, China, India, sampai Eropa,” ujar dia dalam paparan publik virtual, Rabu (21/10). Selain batubara, DSSA melalui GEAR juga melakukan diversifikasi usaha ke tambang emas. Upaya tersebut dilakukan saat anak usaha GEAR yaitu Golden Investments II Pte Ltd membentuk perusahaan patungan bersama Raven Gold Nominee Pty Ltd. Perusahaan patungan ini bernama Mining Gold Group Ply Ltd (Topco) dan akhirnya mengakuisisi tambang emas Ravenswood di Queensland, Australia, milik Carpentaria Gold Pty Ltd (Carpentaria Gold) serta induknya Resolute Mining Limited. Dalam catatan Kontan, untuk melancarkan akuisisi tambang emas Ravenswood, GEAR berkomitmen menyuntikan modal kepada Topco sebesar A$ 70 juta. Kemudian, Golden Investments mengucurkan AA$ 7 juta sebelum penyelesaian akuisisi tambang Ravenswood dan memberikan dana hingga A$ 33 juta pada saat penyelesaian Ravenswood.
Andrijanto menyebut, proses akuisisi tambang emas Ravenswood telah kelar pada 31 Maret 2020 lalu. Setelah akuisisi, ia memperkirakan produksi emas dari Ravenswood akan mencapai 45.000 ons troi pada periode April hingga Desember 2020. Sedangkan pada tahun 2021 mendatang, produksi emas Ravenswood diprediksi meningkat hingga 120.000 ons troi. “Hasil produksi tersebut akan dijual di pasar Australia,” kata Andrijanto. Sebagai informasi, sampai semester I-2020, pendapatan DSSA didominasi dari bisnis pertambangan dan perdagangan batubara dengan porsi 75,3%. Kemudian diikuti oleh bisnis ketenagalistrikan sebesar 14%, bisnis perdagangan pupuk dan bahan kimia 7,9%, bisnis multimedia 2,7%, dan bisnis lainnya 0,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .