KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup melemah 29,93 poin atau 0,43% ke 6.909,20 pada Rabu (12/10). Analis memperkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas, Kamis (13/10). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pelemahan kemarin oleh pergerakan bursa global yang cenderung bergerak terkoreksi. Dengan terkoreksinya IHSG ke bawah level 6.927, secara teknikal IHSG rawan untuk melanjutkan koreksinya ke 6.870 hingga 6.750. Untuk pergerakan hari ini, sentimen yang akan menggerakkan IHSG masih didominasi oleh global. Amerika Serikat masih dibayang-bayangi oleh nada
hawkish dari The Fed untuk menekan inflasi.
"Ditambah adanya kabar dari BoE yang akan mengakhiri pembelian obligasi pemerintah hingga adanya ancaman resesi global," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah 0,43% ke 6.909 di Akhir Perdagangan Rabu (12/10) Herditya memperkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas dengan
support 6.870 dan
resistance 6.930. Beberapa saham yang dapat diperhatikan
MPMX,
DOID,
ESSA, dan
MDKA. Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan, IHSG bertahan di atas
critical support level 6.900 pada penutupan kemarin. Terbentuk
lower-shadow yang cukup panjang dan stochastic RSI telah memasuki
oversold area. "Hal-hal tersebut mengindikasikan potensi
technical rebound ke 6930-6950 di Kamis (13/10), terutama jika bertahan di atas 6.900," katanya. Menurutnya, pelaku pasar di Indonesia nampaknya sudah melakukan
price in terhadap ekspektasi kenaikan agresif suku bunga acuan The Fed untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini terindikasi dari pelemahan nilai tukar rupiah yang mulai terkonsolidasi di kisaran Rp 15.250-Rp 15.350 per dolar AS sejak awal Oktober 2022. Terkait hal tersebut, Bank Indonesia diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuan dalam RDG 19-20 Oktober 2022.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah ke 6.909 di Rabu (12/10), Besok Masih Konsolidasi Kembali ke eksternal, ekspektasi terhadap arah kebijakan The Fed akan dipengaruhi oleh data inflasi AS di September 2022 yang dijadwalkan rilis pada Kamis (13/10) malam. Inflasi total diperkirakan turun ke 8,1% secara tahunan, tapi inflasi inti diperkirakan naik ke 6,5% di September 2022. "Oleh sebab itu, kami memperkirakan bahwa pelaku pasar masih cenderung menghindari saham-saham
rate-sensitif dan fokus pada saham-saham defensif," jelasnya.
Top picks untuk Kamis (13/10), diantaranya
AMRT,
ADRO,
BBCA,
TLKM,
SMGR,
AKRA dan
UNVR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi