KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) diperkirakan masih akan terseok-seok. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat, tren kinerja ADCP saat ini sedang mengalami penurunan. Melansir laporan keuangan, pendapatan ADCP per kuartal III senilai Rp 228,7 miliar, turun 31,49% secara tahunan.
Laba bersih ADCP tercatat Rp26,26 miliar hingga kuartal III-2023, turun 49,32% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp51,82 miliar. Per kuartal III-2023, ADCP juga mampu mengumpulkan marketing sales hampir Rp 700 miliar. “Tren kinerja fundamental menurun dan secara valuasi relatif tinggi,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (19/12).
Baca Juga: Pangkas Jumlah Komisaris, RUPSLB Adhi Commuter (ADCP) Setujui Susunan Pengurus Baru Menurut Nafan, ADCP perlu meningkatkan kembali kinerja okupansi hunian berkonsep transit oriented development (TOD) yang disertai kawasan komersial. Konsep hunian ini menjadi salah satu fokus proyek ADCP hingga saat ini. Hal tersebut harus dilakukan ADCP agar kinerjanya bisa membaik di tahun depan. Namun, Nafan menyarankan investor tetap harus mencermati hasil kinerja ADCP di kuartal I 2024 nanti sebelum memutuskan berinvestasi di ADCP. “Lebih baik cermati perilisan kinerja kuartal I 2024,” paparnya. Nafan pun belum merekomendasikan saham ADCP. “Saat ini, pergerakan saham ADCP masih berada di level Rp 50 - Rp 53 per saham,” tuturnya. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, secara teknikal, pergerakan ADCP saat ini berada di fase sideways dalam jangka pendek. Pada sesi 2 hari ini, pergerakan ADCP disertai dengan munculnya volume pembelian. Menurut Herditya, pergerakan indikator MACD masih berada di area negatif, namun mulai menyempit dan berpeluang terjadinya golden cross. “Sedangkan, indikator stochastic masih melandai di area netralnya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (19/12). Herditya pun merekomendasikan speculative buy untuk ADCP.
“Saham ADCP tengah bergerak di level support Rp 50 per saham dan resistance Rp 52 per saham,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat