Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Hari Ini (28/8)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak konsolidasi pada perdagangan hari ini (28/8). Sekedar mengingatkan, IHSG melemah 0,6% ke 6.895,44 pada Jumat (25/8).

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan, IHSG masih akan konsolidasi di kisaran pivot 6.880 pada hari ini.

“Jika bertahan di pivot 6.880, IHSG berpotensi technical rebound ke kisaran 6.900 di Senin (28/8). Sebaliknya, jika breaklow 6.880, IHSG berpotensi lanjutkan pelemahan dan uji support 6.830-6.850” jelas Alrich.


Pelaku pasar diperkirakan akan merespon pidato Kepala Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Jumat (25/8). Di mana, pasar menantikan petunjuk terkait pandangan The Fed terhadap outlook ekonomi AS pasca pemangkasan credit ratings oleh sejumlah lembaga pemeringkat.

Baca Juga: Terjadi Rotasi Kinerja Saham, Ini Sektor Pilihan Manajer Investasi

Selain itu, data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II-2023 yang akan dirilis pada Rabu (30/8) dapat menjadi validasi dari pandangan The Fed terhadap outlook ekonomi AS selanjutnya.

Dari dalam negeri, pelaku pasar bakal mencermati data inflasi dan indeks manufaktur Agustus 2023 yang dirilis pada Jumat (1/9). Inflasi diperkirakan meningkat, namun diyakini tidak sampai mengganggu stabilitas keuangan domestik.

Dia pun memberikan rekomendasi saham pilih untuk hari ini meliputi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Miratel (MTEL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Panin Financial Tbk (PNLF) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

 
BBCA Chart by TradingView

Di sisi lain, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat terbatas dalam range 6.850-6.955 untuk pekan ini.

Ratih menambahkan, saat ini mata uang rupiah kembali melemah. Penurunan nilai tukar rupiah berdampak negatif bagi beberapa emiten di sektor yang bergantung pada impor, emiten yang memiliki obligasi global bond dan emiten dengan tingkat leverage yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari