KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melemah 0,57% ke level Rp 15.142,5 per dolar AS pada perdagangan Jumat (7/7). Dalam sepekan, rupiah melemah 0,50% dari level Rp 15.066 pada Jumat pekan lalu. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena penguatan data ekonomi AS, terutama data tenaga kerja AS. Sinyal hawkish dari notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juni 2023 juga menjadi faktor pendorong lainnya. "Di samping itu, sentimen pelemahan data ekonomi China juga ikut mendorong pelemahan nilai tukar rupiah," ucap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (7/7).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyampaikan, perubahan ketenagakerjaan ADP AS bulan Juni 2023 melonjak sebesar 497.000, jauh di atas ekspektasi yang sebanyak 225.000. Realisasi ini juga menjadi yang tertinggi dalam 16 bulan, menandakan kekuatan di pasar tenaga kerja AS.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah Dalam Sepekan ke Rp 15.142 Per Dolar AS Klaim pengangguran awal mingguan AS naik 12.000 menjadi 248.000, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi sebanyak 245.000. Klaim berkelanjutan mingguan turun 13.000 ke level terendah empat bulan di 1,72 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi 1,74 juta. Defisit perdagangan AS bulan Mei 2023 menyusut menjadi US$ 69,0 miliar dari US$ 74,4 miliar di bulan April, sesuai ekspektasi. Lowongan kerja JOLTS AS Mei 2023 turun 496.000 menjadi 9,82 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari ekspektasi 9,90 juta. Indeks layanan ISM Juni AS naik 3,6 ke level tertinggi empat bulan di 53,9, lebih kuat dari ekspektasi 51,2. "CEO Federal Reserve Bank of Dallas Lorie Logan menyatakan, kebijakan moneter yang lebih ketat akan diperlukan untuk mencapai tujuan FOMC, yakni harga yang stabil dan lapangan kerja yang maksimal," kata Sutopo. Menurut Sutopo, laporan non-farm payrolls (NFP) AS pada Jumat (7/7) bisa menjadi katalis bagi pergerakan yang mempengaruhi kinerja rupiah pada pekan depan. Ia memperkirakan, rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.000-Rp 15.250 pada minggu depan. Josua juga melihat, pelaku pasar akan mencermati beberapa data tenaga kerja AS pada Jumat malam ini dan data inflasi AS yang dirilis pada Rabu pekan depan.
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Melemah 0,57% ke Rp 15.143 Per Dolar AS Pada Jumat (7/7) NFP AS bulan Juni 2023 diperkirakan bertambah sebanyak 230.000 dari bulan sebelumnya dan tingkat pengangguran diperkirakan berada di 3,6%, dari bulan sebelumnya di 3,7%. Sementara itu, inflasi AS bulan Juni 2023 diperkirakan menurun ke 3,1%, dari bulan sebelumnya 4,0% dan inflasi inti AS pada bulan Juni 2023 diperkirakan menurun menjadi 5,0% dari bulan sebelumnya 5,3%. Dengan ekspektasi pasar terhadap rilis data ekonomi AS tersebut, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.075-Rp 15.175 pada pekan depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi