Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Kamis (7/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat tipis 0,07% ke level Rp 15.494 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (6/12). Berdasarkan JISDOR Bank Indonesia, kurs rupiah ditutup di Rp 15.504, stagnan dari level penutupan hari perdagangan sebelumnya. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sebelum ditutup menguat 11 poin ke level Rp 15.494 per dolar AS, rupiah bergerak fluktuatif rendah pada kisaran Rp 15.486-Rp15.514 per dolar AS.

Penguatan rupiah disebabkan oleh pernyataan dari S&P Global Ratings yang menyatakan bahwa tidak ada perubahan dalam peringkatnya terhadap China.


Hal ini meningkatkan sentimen risk-on di kawasan Asia-Pasifik. Pernyataan tersebut muncul setelah Moody's menurunkan prospek peringkat kredit China menjadi negatif sehari sebelumnya.

Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.494 Per Dolar AS Pada Hari Ini (6/12)

"Penguatan rupiah yang cenderung terbatas tersebut juga terjadi karena investor masih menunggu rilis data terkait pasar tenaga kerja AS, yakni ADP Employment Change yang akan diumumkan pada malam nanti," tutur Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/12).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, data JOLTs menunjukkan lowongan pekerjaan di AS menurun pada bulan Oktober 2023. Hal ini meningkatkan harapan atas pendinginan berkepanjangan di pasar tenaga kerja yang dapat membatasi ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama. 

Meskipun pasar yakin bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi, ketidakpastian mengenai kapan tepatnya bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2024 masih menjadi faktor utama ketidakpastian.

"Pasar juga mengantisipasi pengumuman data terbaru nonfarm payrolls pada Jumat mendatang," kata Ibrahim. 

Dari dalam negeri, tingkat inflasi pada Desember 2023 diperkirakan akan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah momentum Natal dan tahun baru yang menjadikan secara siklus inflasi di akhir tahun cenderung naik, terutama pada produk yang sifatnya bahan pangan. 

Baca Juga: Indef Proyeksi Kurs Rupiah Capai Rp 15.000 Per Dolar AS di Tahun 2024

Oleh karena itu, pemerintah diminta mewaspadai inflasi pangan terutama karena Indonesia baru mengalami badai El Nino yang dapat mengurangi pasokan bahan pangan. Di samping itu, pemerintah juga diminta mewaspadai inflasi karena peningkatan permintaan di tengah penyelenggaraan kampanye menuju pemilihan umum pada 2024.

Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.460-Rp 15.550 per dolar AS pada perdagangan Kamis (7/12).

Sementara Josua memprediksi, rupiah akan melemah terbatas di kisaran Rp 15.415-Rp 15.575 per dolar AS sejalan dengan ekspektasi rilis data ADP employment AS yang diperkirakan lebih tinggi dari periode sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari