Simak Proyeksi Rupiah di Perdagangan Kamis (10/8)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Rabu (9/8). Rupiah berbalik menguat setelah dua hari beruntun melemah di perdagangan pekan ini.

Rabu (9/8), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0.18% pada level Rp 15.190 per dolar AS. Sejalan dengan itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0.15% ke level RP 15.206 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, penguatan rupiah dipengaruhi oleh sinyal dovish dari pejabat Federal Reserve yang menyarankan bank sentral agar berhenti sejenak dalam kenaikan suku bunga. Presiden Fed Philadelphia, Patrick Harker menilai level suku bunga sudah cukup tinggi.


Ketua Fed Jerome Powell memperjelas bahwa bank sentral sedang mengamati dengan cermat data ekonomi yang akan datang untuk panduan menjelang pertemuan Fed bulan September. Rilis angka inflasi konsumen pada Kamis (10/8) diharapkan menunjukkan inflasi AS tumbuh sedikit di bulan Juli dari bulan sebelumnya.

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,15% ke Rp 15.206 Per Dolar AS Pada Rabu (9/8)

“Dolar AS mundur setelah sinyal dovish dari pejabat Fed semalam,” ungkap Ibrahim, Rabu (9/8).

Selain itu, Ibrahim menjelaskan, inflasi indeks harga konsumen (CPI) China menyusut 0,3% dalam 12 bulan di Juli 2023. Para pejabat China memandang penurunan tersebut hanya bersifat sementara, data itu masih mengisyaratkan memburuknya kondisi ekonomi di negara tersebut.

Inflasi IHK tumbuh sedikit di bulan Juli dari bulan sebelumnya, sementara inflasi indeks harga produsen juga menyusut dengan laju yang lebih lambat. Pembacaan tersebut mendorong beberapa optimisme atas kenaikan inflasi China selama beberapa bulan mendatang terutama karena Beijing meluncurkan lebih banyak langkah stimulus.

Dari domestik, Bank Indonesia melaporkan survei kinerja penjualan eceran secara tahunan diprakirakan tetap kuat pada Juli 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2023 sebesar 212,7, atau tumbuh positif sebesar 6,3 persen yoy. Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang yang tetap tumbuh positif.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,18% ke Rp 15.190 Per Dolar AS Pada Perdagangan Rabu (9/8)

Pengamat mata uang Lukman Leong turut melihat adanya penguatan rupiah karena Deflasi di China memicu harapan pada pemerintah negara tersebut untuk menambahkan stimulus.

“Alhasil, Rupiah dan mata uang Asia pada umumnya menguat terhadap dolar AS,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (9/8).

Lukman memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi di perdagangan Kamis (10/8) yang akan berada di kisaran Rp 15.100 per dolar AS–Rp 15.250 per dolar AS. Investor menantikan data inflasi Amerika Serikat pada malam harinya.

Sementara, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 15.160 per dolar AS-Rp 15.230 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati