Simak Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Senin (7/8)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (4/8). Nilai tukar rupiah menguat 0,11% ke level Rp 15.170 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah menguat berkat koreksi yang terjadi pada dolar AS, setelah data ISM non manufacturing yang lebih lemah dari perkirakan.

ISM non manufacturing turun menjadi 52,7 pada Juli 2023 dari level tertinggi empat bulan 53,9 pada Juni 2023, dan lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan 53.


Baca Juga: Rupiah Melemah 0,43% Dalam Sepekan, Ini Proyeksinya untuk Pekan Depan

Namun, rupiah dalam sepekan berada di bawah tekanan dolar AS, setelah data tenaga kerja AS yaitu ADP employment change yang kuat serta inflasi bulan Juli Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah di hari Jumat (4/6) turut dipengaruhi fokus pelaku pasar terhadap rilis data Non Farm Payroll yang dirilis malam harinya.

Tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Sebelumnya, pembacaan data NFP bulan Juni telah turun secara substansial di bawah ekspektasi, sehingga mendorong harapan bahwa Fed memiliki ruang terbatas untuk terus menaikkan suku bunga.

Dari domestik, Ibrahim menjelaskan, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga pertengahan 2023 tetap solid untuk menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat yang sejalan dengan penguatan ekonomi domestik.

Berdasarkan pemaparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga semester I-2023 pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun atau 57,2% dari target APBN dan tumbuh 5,4% (YoY).

Baca Juga: Ini Penyebab Rupiah Melemah 0,43% dalam Sepekan

Sementara, belanja negara terealisasi hanya sebesar Rp1.255,7 triliun atau 41,0% dari pagu APBN atau tumbuh 0,9% (YoY).

Oleh karena itu, pemerintah bisa mengoptimalkan belanja negara, meskipun tengah melakukan konsolidasi fiskal. Optimalisasi belanja itu diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Hal itu selanjutnya akan mendorong daya laju ekonomi domestik agar tetap tangguh di tengah ketidakpastian perekonomian dunia,” kata Ibrahim dalam riset harian, Jumat (4/6).

Pada perdagangan Senin (7/8), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.150 per dolar AS - Rp 15.240 per dolar AS.

Sementara, Lukman memperkirakan rupiah akan menguat oleh pelemahan dolar AS di kisaran Rp 15.075 per dolar AS – Rp 15.200 per dolar AS.

Proyeksi tersebut setelah melihat data tenaga kerja NFP Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkirakan di Jumat malam (4/8).

Ekonomi AS menciptakan 187 ribu pekerjaan pada Juli 2023, di bawah ekspektasi pasar sekitar 200 ribu dan mengikuti 185 ribu pekerjaan yang direvisi turun pada bulan Juni 2023.

“Namun penguatan rupiah akan terbatas mengingat investor menantikan data Produk Domestik Bruto dan cadangan devisa Indonesia,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (6/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto