KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) menetapkan target produksi sejumlah komoditas andalannya di sisa tahun ini. Produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan sebesar 120.000 ons hingga 140.000 ons, dengan Biaya pemeliharaan menyeluruh alias All-in sustaining costs (AISC) di periode ini diproyeksi sebesar US$ 1.100 hingga US 1.300 per ons. Produksi tembaga dari Tambang Tembaga / Pirit Wetar tahun 2023 diproyeksi sebesar 14.000 ton hingga 16.000 ton tembaga dengan AISC sebesar US$ 4,20 hingga 5,00 per pon.
Adapun tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik anak usaha MDKA, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (
MBMA) diperkirakan akan mengirimkan 600.000 hingga 800.000 wet metric ton (wmt) bijih saprolit ke pabrik peleburan (smelter) rotary kiln electric furnace (RKEF) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Pengiriman bijih saprolite diproyeksi bisa meningkat hingga 6 juta wmt per tahun pada akhir tahun 2024.
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Merugi hingga Kuartal III 2023, Ini Penyebabnya Sementara untuk nikel, MDKA menargetkan produksi 57.000 ton hingga 65.000 ton nickel pig iron (NPI) dengan AISC sebesar US$ 12.500 hingga US$ 14.000 per ton. Sementara produksi nikel matte diestimasikan mencapai 28.000 ton hingga 31.000 ton. Sebagai gambaran, sepanjang periode Januari-September 2023, MDKA mencatat produksi 109.159 ons emas, 9.309 ton tembaga dan 42.976 ton nickel pig iron, dan 17.649 ton nickel matte. Biaya pemeliharaan menyeluruh alias all-in sustaining costs (AISC) di periode ini masing-masing sebesar US$ 1.138 per oz untuk emas, US$ 11.986 per ton untuk tembaga, US$ 12.958 per ton untuk NPI, dan US$ 15.247 per ton untuk nikel matte. MDKA juga menyampaikan kemajuan sejumlah proyek prestisius yang akan menunjang kinerjanya ke depan, salah satunya Proyek Emas Pani (Pani Gold Project). Sepanjang Januari-September 2023, MDKA telah menyelesaikan pengeboran sepanjang 60.923 meter, dengan jadwal pengeboran berikutnya sepanjang 14.000 meter dilakukan pada sisa tahun ini. Hasil dari lubang pengeboran terbaru menunjukkan kontinuitas mineralisasi dan menunjukkan potensi perluasan sumber daya.
Saat ini, MDKA sedang menyelesaikan studi kelayakan untuk mengoptimalkan proyek emas ini dan membangun pelindian tumpukan alias
heap leach berkapasitas 7 metric ton per tahun, dengan produksi emas diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun 2025. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari