KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar keuangan masih diselimuti tekanan dari suku bunga tinggi. Hal ini membuat investor perlu mengatur kembali portofolio investasi demi mengejar cuan ataupun untuk melindungi nilai investasi dari risiko pasar. Mengatur kembali keranjang investasi mungkin diperlukan untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar. Melihat keadaan pasar saat ini, CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra mengatakan, investor sebaiknya menerapkan strategi investasi yang lebih berhati-hati dan berimbang.
“Salah satu strategi yang disarankan adalah diversifikasi investasi. Hal ini berarti tidak hanya menginvestasikan dana dalam satu instrumen investasi, melainkan membaginya di beberapa instrumen yang berbeda, seperti saham, obligasi, emas, dan lain-lain. Diversifikasi ini dapat membantu mengurangi risiko dalam portofolio investasi,” jelas Guntur kepada Kontan.co.id, Kamis (26/10) Adapun pada saat memilih portofolio, keranjang investasi yang tepat akan sangat bergantung pada profil risiko masing-masing investor.
Baca Juga: Rebalancing Indeks, Begini Strategi dari Manajemen Investasi Menurutnya, setiap instrumen investasi memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda. Sebagai contoh, untuk investor yang lebih konservatif, berinvestasi di obligasi mungkin merupakan pilihan yang lebih baik karena umumnya memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Namun, jika investor lebih tertarik pada potensi pengembalian yang lebih tinggi namun juga lebih berisiko, dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di sektor saham. Guntur menambahkan, portofolio investasi juga akan tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing individu. Biasanya, keberagaman dalam portofolio investasi dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan potensi pengembalian. “Bagi investor yang memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi, mereka mungkin memilih untuk memiliki proporsi yang lebih besar dalam saham, yang umumnya memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi namun juga lebih berisiko. Namun, bagi investor yang lebih konservatif, mereka mungkin memilih untuk memiliki proporsi yang lebih besar dalam obligasi atau instrumen yang lebih stabil” kata dia
Guntur menambahkan, sebagai gambaran, dari sisi aset alokasi yang bisa dipertimbangkan oleh investor saat ini sesuai dengan karakteristiknya.
Pertama, untuk investor dengan profil risiko agresif bisa menaruh asetnya di saham 50%, obligasi 30%, dan
cash atau pasar uang 20%
Kedua, bagi investor dengan profil risiko
moderate bisa menaruh asetnya di saham sebanyak 30%, obligasi 40%, dan
cash atau pasar uang 30% Terakhir, untuk investor dengan profil risiko konservatif bisa menaruh aset di saham sebanyak 15%, obligasi 45%, dan
cash atau pasar uang sebanyak 40% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari