KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Meski daya beli konsumen mengalami penurunan pada kuartal II-2024, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih pada semester I-2024. Pencapaian ini selaras dengan posisi take rate yang kuat. Sebagai informasi, take rate adalah komisi yang diambil oleh perusahaan teknologi dari nilai transaksi yang terjadi di platform mereka. Besaran take rate ini berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan. Presiden Direktur Bukalapak, Teddy Oetomo, menyatakan bahwa meskipun kuartal II-2024 cenderung stagnan, perusahaan tetap puas dengan kinerja yang berhasil dicapai BUKA selama paruh pertama tahun ini.
"Adanya take rate yang kuat yang telah melampaui 3% secara rata-rata untuk pertama kalinya adalah sesuatu yang menggembirakan,” jelas dia dalam keterangan resmi, Rabu (31/7).
Baca Juga: Meski Melambat, Bisnis E-Commerce Masih Menarik Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan pada hari yang sama, BUKA berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 2,41 triliun hingga Juni 2024, meningkat 10,61% secara tahunan (YoY) dibandingkan Rp 2,18 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan dari segmen online to offline (O2O) berkontribusi sebesar Rp 1,2 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 16,78% YoY. Sementara itu, segmen marketplace menyumbang Rp 1,2 triliun, naik sebesar 6,01% YoY. Teddy juga menjelaskan bahwa mengulang keberhasilan kinerja pada kuartal pertama bukanlah tugas yang mudah, terutama karena adanya bulan Ramadan yang memberikan dampak khusus terhadap pendapatan O2O. Ramadan yang jatuh pada Maret 2024 merupakan puncak penjualan yang sudah tercatat pada kuartal I-2024. Namun, setelah perayaan Idul Fitri yang diikuti oleh musim liburan, terjadi penurunan dalam tingkat belanja konsumen. "Meskipun demikian, secara keseluruhan pendapatan meningkat sebesar 11% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, dengan take rate yang melebihi 3%," tambah Teddy.
Selama periode Idul Fitri, kinerja segmen marketplace didorong oleh divisi gaming, di mana take rate meningkat hingga 3,5%. Teddy menilai peningkatan ini sebagai indikator positif untuk jangka pendek. Lebih lanjut, Teddy menegaskan bahwa Bukalapak akan terus berinvestasi dalam peluang-peluang pertumbuhan yang diharapkan dapat memperluas skala bisnis, serta mendorong peningkatan pendapatan dan margin keuntungan. "Neraca yang kuat mendukung kami untuk berinvestasi dalam inovasi, memperluas pasar, mendiversifikasi lini produk, dan meningkatkan skala operasi di waktu yang tepat," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .