KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memaparkan sejumlah capaian di tahun 2024. Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat mengatakan, jumlah investor secara keseluruhan sebesar 19.060.624 Single Investor Identification (SID) per 29 November 2024. Angka itu naik 18% secara tahunan alias
year on year (yoy) dari periode sama tahun 2023 sebesar 16.438.805 SID.
Jumlah investor SID pasar modal sebesar 14.585.087 SID per November 2024. Ini naik 20% yoy dari 12.168.061 SID dari periode sama tahun lalu.
Baca Juga: Ini Kata KSEI Soal Dampak PPN 12% ke Pasar Modal Indonesia “Jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksadana, surat berharga negara (SBN) dan efek lain yang tercatat di KSEI,” ujarnya dalam Media Luncheon KSEI, Senin (23/12). Di tahun 2024, KSEI telah melakukan sejumlah inovasi dalam mengembangkan dan meningkatkan transaksi di pasar modal Indonesia. Di antaranya, pengembangan Centralized Investor Data Management System (Cores.KSEI), perluasan fungsi Sistem Multi Investasi Terpadu (S-Multivest) untuk perusahaan asuransi, dan KSEI-Cash Management System (K-Cash). Ketiga pengembangan tersebut merupakan proyek multi years yang pengembangannya telah dilakukan oleh KSEI sejak beberapa tahun terakhir. “Selain itu, baik Cores.KSEI, perluasan S-Multivest, dan K-Cash merupakan bagian rencana strategis KSEI yang berhasil terealisasi,” ungkapnya. Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI, Dharma Setyadi memaparkan, Cores.KSEI merupakan platform untuk Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN). Layanan ini diluncurkan pada 5 Maret 2024 lalu. Melalui Cores.KSEI, pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terintegrasi untuk digitalisasi data dan dokumen Know Your Customer (KYC) nasabah. “Sehingga, sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya dapat lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang,” paparnya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Genjot Likuiditas Saham, Emiten Ramai-Ramai Gelar Aksi Buyback Menurut Dharma, pengembangan Cores.KSEI merupakan upaya KSEI untuk mendukung akselerasi pendalaman pasar melalui kemudahan proses customer due diligence (CDD) dan/atau enhanced due diligence (EDD) yang dilakukan oleh Pelaku Jasa Keuangan terhadap nasabah. “Kemudahan pembukaan rekening diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pertumbuhan jumlah investor di pasar modal, didukung dengan platform yang berbasis digital,” ungkapnya. Lalu, layanan S-Multivest dirilis pada 21 Mei 2024. Layanan Ini adalah kolaborasi KSEI dengan dengan perusahaan asuransi, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life). Platform ini merupakan pengembangan dari Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-Invest) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transaksi reksadana sejak tahun 2016. “Kedua sistem tersebut merupakan salah satu tonggak sejarah pengembangan pasar modal Indonesia, karena KSEI berhasil mengembangkan sistem terintegrasi untuk proses administrasi dan transaksi produk investasi,” katanya. Kemudian, aplikasi K-Cash, yang merupakan aplikasi khusus untuk pengelolaan transaksi reksadana, diluncurkan pada 18 Desember 2024. Aplikasi K-Cash ini dikembangkan KSEI untuk memberi kemudahan bagi investor dalam bertransaksi reksadana yang lebih efisien. Direktur Penyelesaian, Kustodian, dan Pengawasan KSEI Eqy Essiqy menuturkan, pengembangan K-Cash merupakan respon KSEI terhadap perkembangan transaksi reksa dana di pasar modal yang sangat dinamis. “Khususnya, terkait penggunaan platform digital yang saat ini telah menjadi pilihan utama investor,” tuturnya dalam kesempatan yang sama. Menurut Eqy, K-Cash dapat menyediakan mekanisme pengganti
virtual account dengan menggunakan Investor Fund Unit Accout (IFUA) sebagai alternatif untuk penyimpanan dana investor yang lebih terjamin. “Penggunaan IFUA juga dapat memberikan transparansi posisi dana selama proses transaksi, karena dapat dipantau langsung oleh investor,” ungkapnya. KSEI juga terus berupaya meningkatkan kemudahan investor dari mulai proses pembukaan rekening sampai bertransaksi di pasar modal. Sehingga, investor merasa nyaman dan mudah untuk berinvestasi di pasar modal.
Baca Juga: Harga Penawaran Final PUPS Adaro Andalan Indonesia (AADI) Rp 5.960 per Saham Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) dan Bank Pembayaran menjadi 23 bank. Rinciannya, 15 Bank yang sebelumnya menjadi Bank Administrator RDN dan Bank Pembayaran, dan 8 Bank baru. Berbeda dengan sebelumnya, pada periode 2024-2029 seluruh Bank Administrator RDN juga akan berperan menjadi Bank Pembayaran KSEI. “Sehingga, dapat menjalankan fungsi penyelesaian transaksi efek di pasar modal, dan memberikan alternatif penyediaan fasilitas intraday kepada Perusahaan Efek,” paparnya. Komitmen KSEI lainnya untuk mendukung fungsi pasar modal sebagai alternatif pendanaan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), adalah dengan mengembangkan platform terintegrasi layanan urun dana atau Securities Crowfunding (SCF) yang saat ini tengah dikembangkan. Direktur Keuangan dan Administrasi KSEI Imelda Sebayang menjelaskan, merujuk ke beberapa negara lain, instrumen layanan urun dana menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi, khususnya UKM. Salah satu dukungan yang direncanakan KSEI untuk pengembangan layanan urun dana adalah dengan membangun platform integrasi layanan urun dana pada tahun ini, yang direncanakan terealisasi pada tahun 2025 mendatang. “Platform ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi maupun efektifitas proses bisnis pada layanan urun dana tersebut. Infrastruktur terbaru KSEI ini diharapkan akan membantu mobilisasi dan penyaluran modal agar terdistribusi secara transparan,” kata Imelda dalam kesempatan yang sama. Untuk mendukung perkembangan pasar modal serta memperluas kerja sama internasional, pada 11 September 2024, KSEI melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding /MOU) dengan Central Depository Systems (Private) Limited yang merupakan lembaga Kustodian sentral di Sri Lanka. Kerja sama tersebut merupakan kerja sama yang ke-9 antara KSEI dengan lembaga Kustodian dari wilayah Asia-Pasifik. “MoU ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memantapkan KSEI sebagai lembaga Kustodian sentral yang kredibel dan berdaya saing di tingkat global,” ujarnya. Imelda menyebutkan, perluasan kerja sama internasional lainnya yang dilakukan KSEI meliputi partisipasi KSEI sebagai anggota The Association of Eurasian Central Securities Depositories (AECSD). Bergabungnya KSEI ke AECSD bertepatan dengan penyelenggaraan AECSD AMEDA Istanbul Summit pada 2-4 Oktober 2024 di Turki. Hal tersebut menjadi momen penting, karena AECSD adalah wadah bagi anggotanya dalam kegiatan berbagi informasi maupun melakukan upaya peningkatan layanan penyimpanan efek yang wajar antar anggota Central Securities Depositories (CSD). Sampai saat ini, anggota yang telah bergabung dengan AECSD terdiri dari 15 negara Eurasia, yaitu Azerbaijan, Armenia, Belarus, Georgia, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Turki, Tajikistan, Uzbekistan, Iran, Mongolia, dan Korea Selatan. KSEI sendiri telah memformalkan kemitraan lewat beberapa Nota Kesepahaman (MoU) dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di negara lain, sebagai bagian dari visi jangka panjang.
“Forum AECSD ini juga menjadi komitmen KSEI untuk tetap aktif menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi