Simak rekomendasi 2 analis ini untuk saham Timah (TINS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) akan mengurangi target produksinya. Berdasarkan laporan Kontan sebelumnya, ini dikarenakan ada kendala dalam memperoleh pasokan bijih timah dari para penambang bijih. Dinamika tersebut terjadi pada akhir tahun 2020, dan manajemen tidak merinci dinamika apa yang dimaksud.

Target produksinya di tahun ini hanya sebanyak 30.000 ton biji timah, lebih rendah dibandingkan dengan produksi tahun lalu yang mencapai 39.757 ton biji timah.

Sedangkan untuk produksi logam timah, TINS menargetkan produksi 34.000 ton logam timah, lebih rendah dari produksi di tahun lalu yang mencapai 45.698 ton logam timah.


Di sisi lain, Analis Panin sekuritas Juan Oktavianus dalam risetnya yang dirilis pada 23 Maret 2021, melihat bahwa penurunan produksi dari TINS ini sebagai strategi perusahaan untuk menjaga harga timah global, sambil menunggu evaluasi kementerian ESDM terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari provinsi.

Juan menargetkan penjualan logam timah menjadi 31 ribu ton, dengan estimasi laba bersih yang didapatkan menjadi Rp 90 miliar. Ia melihat sentimen positif dari peningkatan performa seiring dengan kenaikan harga timah global.

Baca Juga: Kenaikan Harga Jual Mengerek Prospek Saham Timah (TINS)

Analis Sucor Sekuritas Hasan dalam risetnya yang dirilis pada 16 Maret 2021, menilai ada beberapa indikator yang dapat membuat harga timah positif di tahun ini adalah permintaan yang kuat di sebagian besar pasar dan wilayah, dibandingkan dengan tahun 2020.

Sementara itu, permintaan untuk mobil dan barang elektronik konsumen, telah mengakibatkan kurangnya semikonduktor yang membuat permintaan timah sangat kuat sejak akhir tahun 2020. Saat ini, Hasan melihat housing di AS mengalami peningkatan pesanan untuk bahan kimia timah.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan masih melihat pergerakan harga komoditas acuan dari timah yg cenderung uptrend dari awal tahun ini sampai sekarang. “Masih ada potensi untuk TINS mengalami penguatan hingga akhir tahun ini, jika harga komoditas terus meningkat,” kata Ivan.

Juan merekomendasikan hold saham TINS, dengan target harga Rp 1.700 per saham. Sedangkan Hasan merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.350 per saham.

 
TINS Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto