Simak rekomendasi analis bagi MNCN dan SCMA tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran pemilihan umum di tahun 2019 ini rupanya tak serta merta menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten media seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi menjelaskan bahwa beberapa emiten termasuk MNCN dan SCMA sebelum pemilu pernah mengatakan memang lonjakan permintaan iklan akan naik pada pemilu. "Namun pendapatan dari iklan pemilu tidak terlalu berdampak signifikan," kata Yosua, Senin (22/4).

Yosua bilang, setelah pemilu usai, kinerja emiten-emiten media seperti MNCN dan SCMA akan dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Tantangan utama sektor media adalah berkembangnya konten iklan digital atau online yang semakin banyak digunakan oleh perusahaan yang ingin mengiklankan produk-produk mereka.


Selain itu, shifting dari media cetak dan elektronik ke media online memerlukan waktu sehingga konten-konten berkualitas juga tetap dipertahankan guna menarik minat dari para pemirsanya yang pada akhirnya memberi ruang pada kenaikan harga iklan. Saat ini, pertumbuhan harga slot iklan sedang stagnan. "Oleh sebab itu, langkah yang perlu diperhatikan adalah mengikuti arah pasar dengan mengembangkan media online sehingga pendapatan terjaga," ujar dia.

Untuk tahun 2019 ini, Yosua memperkirakan pendapatan dan laba bersih MNCN dan SCMA akan lebih sedikit melambat. "Secara over all, pertumbuhan pendapatan kedua emiten tersebut akan sedikit melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, efisiensi dan proyeksi rupiah yang stabil dan cenderung menguat membuat net income dapat tumbuh cukup baik," papar dia.

Maka Yosua memperkirakan pendapatan MNCN hingga akhir 2019 akan tumbuh 2,7% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih akan tumbuh 20% dari tahun 2018.

Sebagai perbandingan MNCN mencatat pendapatan yang tidak diaudit sebesar Rp 7,44 triliun atau naik 6% year on year (yoy) di akhir 2018. Adapun, laba bersih MNCN sepanjang 2018 mencapai Rp 1,6 triliun, tumbuh 2% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,57 triliun.

Untuk SCMA, Yosua mengestimasikan pendapatannya akan tumbuh 4% dibanding tahun lalu. Sementara laba bersih akan naik 30% dari perolehan tahun 2018.

Asal tahu saja, SCMA mencatat pendapatan sebesar Rp 5 triliun atau naik 12% year on year (yoy) di akhir 2018. Adapun, laba bersih SCMA sepanjang 2018 mencapai Rp 1,48 triliun, tumbuh 11% dibandingkan 2017 yang mencapai Rp 1,33 triliun.

Dari sisi saham, Yosua merekomendasikan beli saham MNCN dan SCMA. Dengan pertimbangan bahwa kedua emiten tersebut mempunyai pangsa pasar media yang terbesar di Indonesia. "Target price MNCN di level Rp 1.225 per saham dan target price SCMA di level Rp 2.230 per saham," pungkas dia.

Adapun pada penutupan hari ini harga saham MNCN turun 4,17% ke level Rp 805 per saham. Sedangkan harga saham SCMA turun 2,31% ke level Rp 1.695 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati