Simak rekomendasi analis terkait saham bluechip perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham bank besar cetak harga rekor tertinggi di pekan ini, di antaranya BBCA dan BBRI. Saham perbankan dikenal sebagai tulang punggung indeks harga saham gabungan (IHSG). Mari simak rekomendasi analis terhadap prospek keempat saham emiten leader di sektor perbankan untuk tahun ini.

Menurut Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International, Harry Su, pertumbuhan aset dan laba (earning) keempat bank besar di atas akan berkurang karena outlook perlambatan pertumbuhan ekonomi dan NIM (net interest margin) yang lebih rendah.

"Pada saat ini, saya lebih menyukai BBCA & BBRI karena lebih defensif dengan adanya pilpres. BBCA itu satu-satunya bank yg benefit dari kenaikan suku bunga," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1).


Menurut Harry, saham keempat emiten bank tersebut belum overvalued saat ini. "Namun, sepertinya BBCA sudah fairly valued. Nampaknya, BBRI masih ada upside," katanya.

Sementara menurut Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe, ada dua indikator penting untuk mengukur kesehatan perbankan, yakni NIM dan CAR (Capital Adequacy Ratio). Menurutnya, perbankan kita paling sehat di dunia karena rerata CAR perbankan Indonesia 20% dan rerata NIM perbankan di atas 3%.

Prospek keempat saham bank besar di atas cukup menarik bagi investor karena faktor-faktor fundamental perusahaannya mampu menggerakkan harga saham. Ini karena NIM dan CAR perusahaan yang tinggi serta karena keempat bank tersebut punya aset yang besar.

"Karena itu, orang lebih suka sama mereka berempat. Kebetulan, keempat bank tersebut backbone-nya IHSG. Kalau mereka berempat turun, itu butuh bluechip banyak untuk menahan IHSG," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1).

Sampai akhir tahun ini, Kiswoyo memproyeksikan harga wajar untuk masing-masing saham perbankan di atas sebagai berikut: BBCA dengan harga wajar 28.000, BBRI harga wajar 4.200, BBNI harga wajar 10.000, dan BMRI dengan harga wajar 8.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .