Simak rekomendasi analis untuk pergerakan IHSG pada perdagangan besok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah sebesar 68,68 poin atau 1,06% ke posisi 6.426,32 pada perdagangan Selasa (12/2).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan pada Rabu (13/2) IHSG akan fluktuatif dengan kecenderungan menguat dengan support 6.350 dan resistance 6.500.

Menurut Valdy, sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG besok adalah terkait antisipasi pelaku pasar terhadap data neraca perdagangan indonesia Januari 2019 yang diperkirakan kembali defisit.


“Kedua adalah perkembangan pertemuan perwakilan pemerintah AS dan tiongkok yang tengah berlangsung saat ini. Investor mengharapkan adanya rekonsiliasi sebelum tengat waktu 1 Maret 2019 atau setidaknya ada perpanjangan masa trade truce,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/2).

Sementara, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji memprediksi, IHSG akan menguat di level support resistance 6.323,02 - 6.564,75 pada perdagangan Rabu (13/2).

“Negosiasi perdagangan bebas antara AS denganTiongkok sudah mulai menunjukkan progres yang positif, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi penguatan market,” jelasnya kepada Kontan.co.id.

Sama seperti saham, pasar obligasi pun telah rally sejak jelang akhir tahun lalu seiring penguatan nilai tukar rupiah.

Hanya saja, jumlah investor yang melakukan redemption reksadana pendapatan tetap tidak sebanyak reksadana saham. “AUM reksadana ini juga naik karena terbantu kenaikan harga obligasi yang signifikan ketika memasuki akhir bulan lalu,” ujar dia.

Terlepas dari itu, Wawan memperkirakan, dana kelolaan reksadana secara keseluruhan akan tetap tumbuh sepanjang tahun ini. Tidak menutup kemungkinan pula dalam waktu dekat dana kelolaan industri reksadana akan menembus level Rp 500 triliun.

Reksadana saham dan reksadana berbasis obligasi tetap dianggap masih akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana secara keseluruhan di tahun ini.

“Kondisi pasar saham dan obligasi sudah jauh membaik di tahun ini. Harusnya itu bisa mendorong kenaikan dana kelolaan yang lebih maksimal,” terang Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli