Simak rekomendasi analis untuk saham berkapitalisasi kecil yang dilepas Minna Padi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Minna Padi Aset Manajemen (MPAM) telah memulai proses penjualan portfolio efek dalam bentuk saham, obligasi maupun deposito yang menjadi aset dasar pada enam produk reksadana yang dibubarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 21 November silam.

Penjualan aset dasar ini akan berlangsung selama 60 hari kerja. Sebelumnya sejumlah analis menyebut, ini menjadi momentum investor untuk mengoleksi saham-saham unggulan yang terdapat dalam portofolio MPAM tersebut.

Selain saham-saham blue chips, portfolio reksadana Minna Padi juga terdapat saham-saham lapis kedua dan ketiga, misalnya saja BJTM, DUCK, MINA, MTPSKPAL, JMAS, dan FORZ.


Baca Juga: Prospek saham yang masuk portofolio reksadana Minna Padi menarik, berikut daftarnya

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyarankan investor untuk lebih hati-hati sebelum mengoleksi saham-saham tersebut. Pasalnya saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil cenderung memiliki risiko tinggi.

“Sehingga investor harus lebih hati-hati kalau mau masuk, harus mencermati fundamentalnya lebih dulu,” ujarnya Senin (2/12).

Dari beberapa saham lapis dua dan tiga yang terdapat dalam portfolio Minna Padi, ia melihat saham BJTM menjadi salah satu saham yang menarik untuk dikoleksi.

Selain dari kinerjanya yang masih solid, menurutnya prospek sektor emiten perbankan ke depan masih cerah didukung adanya penurunan suku bunga.

Sampai kuartal III tahun ini, BJTM memang mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 37,73 triliun atau tumbuh 14,7% yoy. Selain itu dari segi likuiditas juga masih terbilang bagus. Kapitalisasi pasar BJTM sendiri sebanyak Rp 9,98 triliun.

Ia merekomendasikan investor untuk buy saham BJTM dengan target harga sampai akhir tahun sebesar Rp 690 hingga Rp 700 per saham. Dalam penutupan perdagangan Senin (2/12), saham BJTM menguat 2,31% ke level Rp 665 per saham.

Sementara itu Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, saham-saham lapis kedua dan ketiga tersebut belum terlalu menarik untuk dikoleksi lantaran terlalu berisiko.

“Pandangan saya, ketika ada saham first liner yang lebih murah, bisa jadi prioritas, jadi pertimbangan,” ujarnya, Senin (2/12).

Baca Juga: Menadah Saham eks Koleksi Reksadana Minna Padi

Lebih lanjut ia menyarankan investor untuk lebih dulu mencermati harga, transaksi, serta fundamental dari saham-saham tersebut.

Senada dengan Wawan, ia juga melihat saham BJTM masih menarik untuk dikoleksi lantaran sektor perbankan masih memiliki prospek cerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi